Thursday, May 22, 2014

Mukjizat Al-Qur'an



MAKALAH
ULUMUL QUR’AN
(MUKJIZAT AL-QUR’AN)




 




Disusun Oleh:
Kelompok 9
DEDI JEFRI SETIAWAN (1178018)
LUKMAN HAKIM (1178618)
Jurusan : Syari’ah
Prodi :PBS A
Semester : II

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
2011/2012




KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah karena berkat rahmat,nikmat,dan inayah-Nya,  makalah ini yang  berjudul “Mukjizat Al-Qur’an” dapat diselesaikan walaupun banyak rintangan yang menghalangi. Shalawat teriring salam semoga disampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa umat dari alam kebodohan menuju alam yang penuh ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan ,baik dari segi  penulisan maupun dari segi penyusunan kalimat. Hal ini karena keterbatasasn penulis. Untik itu kritik dan saran sangat kami butuhkan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah berikutnya.

Akhirnya, harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. 



Metro, 15 Maret 2012

                                                                                                                                                                                                                                                              Penulis



DAFTAR ISI

 BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1    
       A. Latar Belakang Masalah.............................................................. .....1
       B.     Rumusan Masalah............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 2
      1. Pengertian Mukjizat............................................................................. 2
a.       Unsur-unsur mukjizat............................................................ 2    
b.      Syarat-syarat mukjizat ilahi.................................................... 3    
      2. Macam-macam mukjizat...................................................................... 4
a.       Mukjizat bissi........................................................................ 4
b.      Mukjizat ma’nawi.................................................................. 4
      3. Segi-segi kemukjizatan Al-qur’an......................................................... 5
a.       Gaya bahasa...........................................................................5
b.      Susunan kalimat.................................................................... .5
c.       Hukum ilahi yang sempurna.................................................. ..6
d.      Menceritakan yang gaib.......................................................... 6
e.       Isyarat-isyarat ilmiah............................................................... 6    
     4. Tujuan Al-qur’an................................................................................... 9
BAB III ANALISA............................................................................... 12
BAB IV KESIMPULAN....................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
            Mukjizat secara etimologis (bahasa) berarti melemahkan. Sementara menurut terminologi (istilah),mukjizat ialah suatu yang luar biasa yang di perlihatkan allah melalui para Nabi dan Rosul-Nya, sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulan. Kata mukjizat sendiri tidak terdapat dalam al-quran menggunakan istilah ayat atau bayyinat. Baik ayat atau bayyinat mempunyai dua macam arti. Yang pertama artinya perkabaran ilahi yang berupa ayat-ayat suci al-quran. Sedangkan yang kedua artinya mencangkup mukjizat atau tanda bukti.

B.Rumusan Masalah
         1. Pengertian mujizat al-qur’an
         2.  Macam – macam mukjizat
         3.  Segi – segi kemukjizatanAl-qur’an
         4.  Hikmah dan tujuan mukjizat Al-qur’an



BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Mukjizat
            Mukjizat secara etimologis (bahasa) berarti melemahkan. Sementara menurut termonology (istilah) mukjizat ialah sesuatu yang luar biasa yang diperlihatkan oleh Allah melelui para Nabi dan Rasul-Nya, sebagai bukti atas kebenaran kenabian dan kerasulan.[1]
Mukjizat didefinisikan oleh pakar agam islam, antara lain sebagai “sesuatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya yang didatangkan kepada yang ragu,untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa,tetapi mereka tidak mampu melayani tantangan itu. Dengan redaksi yang berbeda,mukjizat didefinisikan pula sebagai sesuatu luar biasa yang diperlihatkan Allah melalui para nabi dan rasul-Nya,sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulannya.[2]

      A.    Unsur – unsur yang terdapat pada mukjizat, sebagaimana dijelaskan oleh Quraish Shihab, adalah.[3]
1.Hal atau peristiwa yang luar biasa 
Peristiwa – peristiwa alam,misalnya yang terlihat sehari – hari,walaupun menakjubkan, tidak dinamakan mukjizat,karena merupakan suatu yang biasa. Yang dimaksud dengan luar biasa adalah sesuatu yang berada di luar jangkauan sebab dan akibat yang hukum-hukumnya diketahui secara umum.

2.Terjadi atau dipaparkan oleh seorang yang mengaku nabi 
Tidak mustahil terjadi hal-hal di luar kebiasaan pada diri siapa pun. Namun,apabila bukan dari seorang yang mengaku nabi, tidak dinamai mukjizat. Sesuatu yang luar biasa tampak pada diri sendiri seseorang yang kelak bakal menjadi nabi pun tidak dinamai mukjizat,tetapi irhash. Keluarbiasaan yang terjadi pada seseorang yang taat dan dicintai Allah pun tidak dapat disebut mukjizat,tetapi karamah atau kekeramatan,yang bahkan tidak mustahil terjadi pada seseorang yang durhaka kepada-Nya.kekeramatan yang terakhir ini dinamai ihanah (penghinaan) atau istidraj ( rangsangan” untuk lebih durhaka lagi).

3. Menandung tantangan terdapat yang meragukan kenabian 
Tentu saja,tantangan ini harus berbarengan dengan pengakuannya sebagai nabi,bukan sebelum atau sesudahnya. Di sisi lain tantangan tersebut harus pula merupakan sesuatu yang jalan dengan ucapan sang nabi.kalau misalnya ia berkata, “Batu ini dapat berbicara”,tetapi ketika batu itu berbicara, dikatakannya bahwa “sang penantang berbohong” maka keluarbiasaan ini bukanlah suatu mukjizat,tetapi ihanah atau istidraj.

4.Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani 
Bila yang ditantang berhasil melakukan hal yang serupa, inoi berarti bahwa pengakuan sang penantang tidak terbukti. Perlu di garis bawahi bahwa kandungan tantangan harus benar-benar dipahami oleh penantang. Bahkan untuk lebih membuktikan kegagalan mereka,biasanya aspek kemukjizatan tiap-tiap nabi berupa hal-hal yang sesuai dengan bidang keahlian ilmunya.

    B.     Syarat – syarat Mukjizat ilahi
Syarat-syarat mukjizat menurut penjelasa ulama ada lima, dan bila kelima-limanya tidak terpenuhi,maka tidak dinamakan mukjizat yaitu:

1.Mukjizat adalah sesuatu yang tidak sanggup dilakukan siapapun selain Allah Tuhan sekalian alam. 
2.Tidak sesuai dengan kebiasaan dan berlawanan dengan hukum alam. 
3.Mukjizat harus berupa hal yang dijadikan saksi oleh seseorang yang mengaku membawa risalah ilahi sebagai bukti atas kebenaran pengakuannya. 
4.Terjadi bertempatan dengan pengakuan Nabi yang mengajak bertanding menggunakan mukjizat tersebut.
 5.Tidak ada seorangpun yang dapat membuktikan dan membandingkan dalam pertandingan tersebut.
Kelimanya syarat di atas bila terpenuhi,maka suatu yang timbul di luar kebiasaan adalah merupakan mukjizat yang menyatakan atas kenabian orang yang mengemukakannya dan mukjizat akan muncul dari tangannya. Bila kelima peryaratan tersebut tidak tercapai, maka tidak disebut mukjizat dan bukan pula sebagai dalil kebenaran seorang yang mengakunya.

2.Macam – macam Mukjizat
Mukjizat dapat dibagi dua macam yaitu :[4]
a.Mukjizat “bissi” ialah yang dapat dilihat oleh mata, didengar oleh telinga,dicium oleh hidung,diraba oleh tangan,dirasa oleh lidah,tegasnya dapat dicapai oleh panca indra.mukjizat ini sengaja ditunjukan atau diperlihatkan manusia biasa,yakni mereka yang tidak bisa menggunakan kecerdasan fikirannya yang tidak cakap pandangan mata hatinya dan yang rendah budi dan perasannya.
b.Mukjizat “ma’nawi” ialah mukjizat yang tidak mungkin dapat dicapai dengan kekuatan panca indra, tetapi harus dicapai dengan kekuatan “aqli” atau dengan kecerdasan fikiran. Karena orang tidak akan mungkin mengenal mukjizat ini melainkan orang yang berfikir sehat, bermata hati,berbudi luhurdan yang suka mempergunakan kecerdasan fikirannya dengan jernih serta jujur.

3.Segi – segi Kemukjizatan al-qur’an
            Para penulis ilmu-ilmu Al-quran,pada umumnya melihat bahwa kemukjizatan Al-quran terletak pada susunan kalimatnya yang sangat indah dan aktratif,pemilihan bahasanya yang bagus-bagus,serta penempatan kosakatanya yang terdapat berimbang. Abu Hasan an-Nadwi melihat bahwa kemukjizatan al-quran tidak hanya terletak pada segi kebahasaannya,tetapi juga aspek cakupan informasi-informasi keagamaannya yang utuh menyeluruh, dan mengungkapkan kisah-kisah lama yang tidak hidup dalam cerita-cerita rakyat. Bahkan tidak semua dapat terungkap dalam penelitian sejarah.sementara itu,Musthafa Mahmud melihat bahwa kemukjizatan al-quran terletak pada pengaruh bacaannya dalam lubuk hati para pendengarnya.[5]
Segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an adalahsebagai berikut:[6]
      a. Gaya Bahasa
       Gaya bahasa Al-Qur’an banyak membuat orang arab saat itu kagum dan terpesona.  Kehalusan ungkapan bahasanya membuat  banyak manusia masuk islam. Bahkan, Umar bin Khatab pun yang mulanya dikenal sebagai seorang yang paling memusuhi Nabi Muhammad SAW. dan bahkan berusaha untuk membunuhnya, ternyata masuk islam dan beriman kepada kerasulan Muhammad hanya karena mendengar petikan Al-Qur’an.. susunan Al-Qur’an tidakdapat disamaioleh karya sebaik apapun.
     b. Susunan Kalimat
Kendatipun Al-Qur’an, Hadis qudsi,hadis nabawi sama-sama keluar dari mulut nabi, uslub (style) atau susunan bahasanya sanat jauh berbeda. Ushub bahasa Al-Qur'anjauh lebih tinggi kualitasnya bila dibandingkan dengan dua yang lainnya. Al-Qur’an muncul dengan uslub yang begitu indah.uslub tersebut terkandung nilai-nilai istimewa dan tidak akan pernahada pada ucapan manusia.
    c. Hukum Ilahi yang Sempurna
         Al-Qur’an menjelaskan pokok-pokok akidah, norma-norma keutamaan, sopan santun, undang-undang ekonomi politik, sosial dan kemasyarakatan, serta hukum-hukum ibadah. Kalau pokok-pokok ibadah wajib diperhatikan,akan diperoleh bahwa islam telah memperluasnya dan menganekaragamkannya serta meramunya menjadi ibadah maliyah, seperti zakat dan sedekah. 
    d. Menceritakan yang ghaib
         Segolongan ulama yang lain menyatakan bahwa kei’jazan Al-Qur’an ialah dalam mengabarkan hal-hal yang gaib yang hanya diperoleh dengan jalan wahyu urusan-urusan yang telah lalu yang tidak diterangkan oleh seorang ummi yang tidak mempelajari kitab-kitab yanag telah diturunkan kepada umat-umat yang telah lalu dan tidak pula bergaul dengan ahli kitab.[7]
    e. Isyarat-isyarat ilmiah
Banyak sekali isyarat-isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al-Qur’an, misalnya:
1). Cahaya matahari bersumber daru dirinya senduri
Cahaya matahari bersumber dari dirinya dan cahaya bulan merupakan pantulan. Sebagaimana yang dijelaskan irman Allah yang artinya:
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkannya manzilah-manzilah (tempat-tempat bagi perjalanan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu) Allah tidak menciptakan yang demikian itu, melainkan dengan hak. Dia menjelaskan (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahuan”(Q.S.Yunus[10]:5)
2).kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakkan napas. Hal itu diisyaratkan oleh Allah dalam surat Al-An’am:125:
125. Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan Barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya[503], niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.
[503] Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, Maka mereka itu menjadi sesat.
3). perbedaan sidik jari manusia, sebagaimana diisyaratkan oleh Allah: 

Artinya : bukan demikian, sebenarnya Kami Kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna (Q.S. Al-Qiyamah[75]:4 ).
4). aroma/bau manusia berbeda-beda, sebagaimana diisyaratkan oleh Allah:

Artinya:  tatkala kafilah itu telah ke luar (dari negeri Mesir) berkata ayah mereka: "Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, Sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan aku)".(Q.S. yusuf:94)
5). masa penyusutan ideal dan masa kehamilan minimal, sebagaimana diisyaratkan oleh Allah: 

233. Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut  patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.(Q.S. Al-Baqarah[2]:233)
6). yang merasasakan nyeri adalah kulit  

56. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(Q.S.An-Nissa:56)

4. Tujuan Al-Qur’an

            Al-Qur’an setidaknya memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai sumber ajaran dan bukti kebenaran kerasulan Muhammad SAW. Sebagai sumber ajaran dan nilai,Al-qur’an menyajikan dan memberikan berbagai norma keagamaan sebagai petunjuk hidup umat manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat yang merupakan perjalanan hidupnya. Karena sifatnya memberi arah dan jalan, norma-norma tersebut dinamai syariah-artinya jalan lurus.
            Dalam kajian-kajian keagamaan (religiusitas), istilah dan makna syariah acapkali direduksi sehingga mempunyai konotasi sebagai norma-norma hukum belaka. Padahal, kata syariah mencakup berbagai segi ajaran keagamaan :akidah, akhlak, amaliyah, dan lainnya. Kenyataan ini memperlihatkan bahwa norma-norma syariah itu disusun langsung oleh Allah bukan oleh manusia, kecuali untuk pemahaman-pemahaman lebih lanjut yang sifatnya implementatif. Ini, menurut  Quraish Shihab, merupakan langkah yang teramat bijak karena diserahkan kepada umat manusia, niscaya norma-norma itu tidak akan sempurna. Bukankah pengetahuan manusia terama terbatas,terutama dalam soal-soal gaib. Ditambahkan pula bahwa umat manusia, pada umumnya, memiliki egoisme yang tinggi sehingga norma-norma itu akan disusun sesuai kepentingan dan kemauanya sendiri.
            Itulah sekaligus rahasia dibalik penyusunan norma-norma syariah bagi umat manusia untuk mengatur kehidupann sendiri didunia yang fana ini. Pin, mereka tidak bisa berkomunikasi langsung dengan Allah dalam menyerap informasi-informasi yang menjadi hak mereka. Dia menyampaikan lewat orang yang memiliki kesucian jiwadan kecerdasan yang luar biasa sehingga mampu menerima inforrnasi-informasi dari yang gaib. Orang terpilih tersebut kemidian diberi gelar rasul ( utusan Allah untuk menyampaikan ajaran-ajaran-Nya) . rasul terakhir (khataman nabiyyin) yang di beri tugas menyampaikan syariah adalah Muhammad SAW. Dari Allah telah dituangkan sepenuhnya dalam satu mushaf kitab suci bernama Al-qur’an.
            Muhammad SAW. Berasak dari etnis arab Quraisy yang bertugas dan berkewajiban menyampaikan ajaran tidak hanya kepada bangsanya, tetapi juga kepada bangsa-bangsa lainnya di dunia,baik yang hidup pada masa beliau  maupun sesudahnya. Ini diperttegas oleh Allah bahwa Dia tidak mengutus rasul terakhir itu selain intuk seluruh manusia (kafatan lian-nas). Karena itu,semasa hidup, beliau pernah menegaskan bahwa ia menunggalkan Al-qur’an dan Sunnah agar umat manusia tidak sesat dalam kehidupannya. Sepeninggalnya tugas-tugas mulia untuk menegakkan dan mengembangkan ajaran dannilai yang transedental tersebut dibebankan kepada ulama sebagai pewarisnya. Selain sebagai sumber ajaran, Al-qur’an juga disampaikan Tuhan untuk menjadi bukti kebenaran kerasulan Muhammad SAW., terutama bagi mereka yang menebtang dakwah-dakwahnya. Bukti-bukti kebenaran tersebut dalam ilmu-ilmu Al-qur’an disebut mukjizat.[1]


BAB III
ANALISA

Sebagaimana mukjizat lain yang diturunkan kepada rasul sebelum Nabi muhammad SAW., mukjizat Al-qur’an merupakan suatu kitab suci sebagai pembuktian kerasulan Nabi Muhammad SAW. Dan sekaligus sebagai pedoman untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Al-qur’an sebagai penunjuk arah, segala aspek yang bersifat duniawi maupun yang bersifat ukhrawi semua ada dan tercantum dalam Al-qur’an. Bahkan sebelum terjadi penemuan-penemuan oleh para ilmuan, Al-qur’an pun lebih dahulu sudah menuliskannya.

BAB IV
KESIMPULAN

            Mukjizat Al-qur’an adalah kitab suci yang diberikan kepada nabi Muhammad SAW. Untuk membuktikan kerasulan beliau sekaligus sebagai kitab suci yang isinya mencakup segala aspek kehidupan.






DAFTAR PUSTAKA

DR. Rosihan Anwar, M.Ag, Ulum Al-Qur'an. Pustaka Setia, Bandung. 2008
PROF. DR. H. Munawar Said Agil Husain. AL-Qur’an membangun tradisi kesakehan hakiki. Ciputat Press, Jakarta. 2002
Drs.H. Ahmad Izzan,M.Ag, Ulumul Qur’an. Tatakut (kel. Humaniora),Bandung. 2011
PROF.DR. Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy. Ilmi-ilmu Al-Qur’an. Pustaka Rizki Putra, Semarang. 2010
Drs. H. Kahar Masyhur. Pokok-pokok Ulumul Qur’an. Rineka Cipta, Jakarta. 1992


[1] Ahmad Izzan,Ulumul Qur’an,(Bandung:Tatakut (kel humaniora),2011,)hlm.139-140
 


[1] Said Agil Husin Al Munawir,Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki,(Jakarta: Ciputat Press,2002),hlm.30
[2] Rosihan Anwar,Ulumul Al-Qur’an,(Bandung: Pustaka Setia,2008),hlm.184
[3] ibit, hlm.185
[4] Said Agil Husin Al Munawir,Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki,(Jakarta: Ciputat Press,2002),hlm.32

[5] Ahmad Izzan,Ulumul Qur’an,(Bandung:Tatakut (kel humaniora),2011,)hlm.147
[6] Rosihan Anwar,Ulumul Al-Qur’an,(Bandung: Pustaka Setia,2008),hlm.193

[7] Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy,ilmu-ilmu Al-Qur’an,(Semarang: Pustaka Rizki Putra,2010 ),hlm.296



C.      

Bagikan

Jangan lewatkan

Mukjizat Al-Qur'an
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.