Sunday, May 28, 2017

Mimpi Tentang Kambingku.com

Kambingku.com merupakan rencana pemberian beasiswa untuk anak-anak waroeng batja dengan memberikan kambing sebagai tabungan pendidikan.

Kambingku.com terinspirasi dari website pengumpulan dana #orangbaik kitabisa.com. Kitabisa.com memilki jangkauan luas menghimpun dana untuk kepentingan bermacam kegiatan, sebaliknya kambingku.com akan fokus untuk beasiswa pendidikan anak-anak.

Kenapa kambing? Alasan memillih kambing karena ukurannya yang tidak sebesar sapi atau kerbau dengan harga seekor kambing kisaran Rp.500 ribuan,. Dengan harga tersebut, maka pengelola kambingku.com bisa dengan mudah membelikan dana yang terkumpul tanpa harus menunggu sampai angka jutaan rupiah.

Kambing juga cepat dalam pertumbuhannya, dalam satu tahun kambing bisa beranak 2 sampai 3 kali. Jika peserta didik butuh biaya mendesak, satu ekor kambing bisa dijual kemudian uang hasil penjualan bisa digunakan untuk memenuhi biaya pendidikan. Bandingkan  dengan sapi yang harga dasarnya 3 jutaan. Jika peserta didik membutuhkan biaya pendidikan mendesak, sapi tidak bisa dijual sepotong-potong. Misalnya kita hanya menjual kakinya, kepalanya atau bagian tubuh lain. Maka kambing adalah pilihan yang cocok dijadikan sebagai “beasiswa hidup” untuk anak-anak.

Kambing-kambing yang telah diberikan untuk anak-anak kemudian dititipkan kepada orang tua masing-masing. Kemudian anak-anak berkewajiban memelihara, mencari rumput, memberi makan dan minum serta memelihara kambing seperti pada umumnya. Orang tua bertugas mengarahkan anak mereka agar bertanggung jawab atas kambing mereka. Secara tidak langsung, anak-anak akan berusaha bertanggung jawab, belajar bekerja sejak dini, sehingga dikemudian hari mereka bisa mandiri secara finansial atau setidaknya mereka tidak terlalu membebani orang tua dalam hal biaya pendidikan dengan beasiswa kambing-kambing yang digulirkan.

Menitipkan kambing ke kandang orang tua bukan tanpa tujuan, selain anak-anak belajar mengurus kambingnya, mereka juga tidak akan dipusingkan dengan biaya pembuatan kandang yang biayanya bisa saja melebihi biaya satu kambing yang akan diberikan.
“Beasiswa hidup” ini tidak bisa dijual, digadaikan atau digunakan selain untuk biaya pendidikan anak-anak yang memperoelh beasiswa. Kambing-kambing mereka hanya bisa dijual untuk kebutuhan pendidikan.

Bayangkan jika dari sekolah dasar saja mereka sudah memulai program ini, maka mereka tidak akan takut menempuh pendidikan sampai jenjang pendidikan tinggi karena keterbatasan biaya. Bahkan mereka bisa memulai usaha sendiri karena telah memilki kambing, harapannya anak-anak yang memperoleh beasiswa juga bisa memberdayakan orang-orang di sekitarnya.

Selain model pemberian kambing secara cuma-cuma, model memberikan kambing secara bergulir juga bisa dicoba. Dengan program kambing bergulir diharapkan akan lebih banyak pihak yang merasakan manfaatnya.

Model kambing bergulir yang saya maksud adalah pengelola kambingku.com memberikan kambing kepada si A. Kemudian si A memilihara kambing sampai melahirkan, ketika kambing sudah melahirkan maka anak kambing menjadi hak si A dan induk kambing diberikan untuk si B. Begitulah pola beasiswa kambing bergulir ini dilakukan sampai indukan kambing yang dipelihara oleh si A tidak bisa melahirkan/tidak produktif. Setelah tidak produktif melahirkan maka kambing yang pertama bisa diremajakan dengan indukan  baru yang produktif.

Jika pemberian beasiswa dengan model kambing bergulir ini berhasil makaa bisa saja digulirkan dalam bentuk yang lain. Pemberian beasiswa tidak harus kambing, tetapi disesuaikan dengan letak geografis si penerima beasiswa. Seandainya calon penerima beasiswa berada di daerah pesisir maka pengelola kambingku.com bisa memberikan modal untuk membuat tambak ikan atau hal lain yang sesuai dan produktif.

Pemilihan nama kambingku.com hanya sebagai simbol bahwa peluang memelihara ternak masih sangat menjanjikan untuk dilakukan di Indonesia.

Saya pribadi memilih kambing sebagai beasiswa karena anak-anak waroeng batja sangat dekat dengan kehidupan petani dan ternak. Jadi selain memperoleh kambing sebagai hewan peliharaan, kotoran kambing juga bisa dimanfatkan sebagai pupuk organik tanaman pakan.

Jadi, tidak ada unsur yang terbuang dalam pola beasiswa tersebut. Semua yang berhubungan dengan pemeliharaan kambing bisa memilki nilai guna.

Lalu bagaimana memulai kambingku.com?

Sebelum menggulirkan program tersebut, saya secara pribadi harus memulai memelihara kambing dimana saya tinggal. Dalam waktu dekat, jika tidak ada halangan hal itu akan segera dilaksanakan.

Memberi contoh adalah cara paling efektif untuk mengajak orang-orang untuk berbuat baik. Dari pada hanya sekedar memberi ceramah, pidato, nasihat atau omongan.

Kemduian secara personal, saya akan mengajak orang-orang mempunyai kemampuan di bidang teknologi bekerjasama membuat aplikasi atau website kambingku.com

Mimpi tentang kambingku.com diawali tanpa dana, .aka orang-orang yang bisa bekerja secara suka rela adalah pilihannya. Saya yakin bahwa masih ada banyak orang baik yang mau menyumbangkan dana, tenaga, keahlian, fikiran, ide, gagasan, kemaampuan atau apapun untuk kemajuan anak-anak di Indonesia. Semoga niat baik ini gayung bersambut dengan orang-orang baik yang ada di Lampung, Indonesia, bahkan dunia.


Putra Rumbia, 28 Mei 2017 14:34 WIB  
Baca selengkapnya

Saturday, May 27, 2017

Setelah Waroeng Batja, Apa?

Malam ini (27/5), saat masuk rekaat akhir salat tarawih, fikiranku tertanggu dengan pertanyaan “apa yang bisa dilakukan untuk perkembangan waroeng batja di kemudian hari?”. Fikiran ini terus menggelayuti sampai salat witir selesai.
Sebenarnya fikiran ini muncul bebrapa hari terahir setelah aku terus berfikir soal perkembangan waroeng batja. Tidak hanya kegiatan membaca, tapi juga menyentuh kegiiatan ekonomi sebagai penopang kegiatan social yang dilakukan. Kira-kira begitu gagasan yang ada dalam fikiran.
Aku sudah berfikir tentang “Waroeng Entrepreneur”, yaitu bagian dari waroeng batja yang focus pada kegiatan kewirausahaan. Membuat kaos waroeng batja, pin dan gantungan kunci merupakan hal yang bisa digarap dalam waktu dekat. Setidaknya menjadi langkah awal gerakan entrepreneur waroeng batja.
Selain itu, Pangkas Rambut Waroeng Batja merupakan model bisnis lain yang bisa dikembangkan dalam waktu dekat. Pangkas rambut waroeng batja bisa menjadi model pangkas rambut sebagai geraan literasi. Hal senada juga dilakukan oleh teman saya Mukhlis yang mengembangkan bisa pangkas rambut Akhsya.
Di kemudian hari, anak didik waroeng batja bisa memilih pangkas rambut waroeng batja sebagai sarana mengasah soft skill mereka. Mereka harus mempunyai soft skill untuk menunjang kemampuan akademik yang mereka milki. Agar dikemudian hari mereka bisa mencari uang tambahan untuk biaya pendidikan mereka.
Hal lain lagi, adikku yang sekarang masih semester 4 di IAIN Metro juga memilki kemampuan jahit menjahit. Adikku juga bisa berbagi ilmu untuk membekali anak-anak waroeng batja.
Aku juga berkeinginan mengikuti kelas desain dan animasi yang diadakan oleh  Erick Soekamti. Setelah lulus dari kelas yang dilaksanan selama enam bulan itu, jelas aku aan pulang kampung dan membagi ilmu itu untuk kawan-kawan yang berada di kampungku, juga untuk menunjang perkembangan waroeng batja. Semoga satu persatu keinginan itu bisa terlaksana.
Sekarang, yang terpenting adalah merampungkan pendidikanku yang mulai terasa sangat menjenuhkan.
Semoga bisa rampung, karena lulus dari strata satu merupakan amanah dari ibu, bapak dan keluarga. Aamiin!!!

Putra Rumbia, 27 Mei 2017 pukul 20:32 WIB
Baca selengkapnya