Tuesday, December 30, 2014

Miras, Seru atau Saru?



Oleh Lukman Hakim (Pegiat Diskusi Majelis Kamisan Cangkir)
Terbit di Pojoksamber.com pada 30 Desember 2014

Kasus minuman keras (miras) oplosan yang banyak merenggut nyawa, rupanya tak memberi efek jera bagi para pelakunya. Awal Desember lalu, kita dikejutkan dengan puluhan korban tewas akibat miras oplosan di Sumedang dan Garut, disusul lagi dengan beberapa korban di Probolinggi dan Yogyakarta.
Miras berhasil menghipnotis para generasi muda kita untuk menikmati hidup dengan cara yang keliru, mereka rata-rata berpikir dan yakin bisa melupakan segala masalah hidup yang menjejali mereka dengan menenggak minuman haram tersebut. Beban hidup, mulai dari susahnya mencari pekerjaan hingga tak jelasnya orientasi hidup, membuat mereka menafsir sendiri kegagahan dan keperkasaan dengan cara instan.
Budaya individualistik dan hedonis, disamping faktor lain seperti frustasi massal tentang kesusahan hidup, menjadikan mereka berpikir pendek untuk bisa menikmati hidup, miras ditenggak, dinikmati merasa nyaman dan fly menurut mereka lebih baik daripada tidak pernah bisa menikmati hidup sama sekali, miras adalah pelarian dari hiruk pikuk lalu lintas kehidupan yang semakin padat dan menyiksa.
Baca selengkapnya

Keindahan Mata Air Madrim

Bandar Agung, 25 Desember 2014
16:34 WIB


Kejernihan airnya mampu menyejukkan wajah dan badan di saat udara yang begitu panas siang ini. Sumber air madrim atau kali madrim adalah sumber air yang berada di Desa Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribawono Lampung Timur.
Asal usul nama kali madrim menurut pengakuan penduduk sekitar bahwa didekat sumber air itu pernah hidup seorang tokoh masyarakat yang bernama mbah Madrim. Kemudian secara turun temurun nama itu melegitimasi nama sumber air tersebut.
Sumber air yang tak pernah kering walaupun saat musim kemarau ini mampu mengairi sawah yang ada dibawahnya dengan luas sekitar dua hektar.
Selain sebagai sumber irigasi, mata air madrim juga digunakan sebagai tempat wisata oleh masyarakat sekitar.
Keindahan kali madrim seharusnya bisa mendapat perhatian dari pemerintah daerah setempat. Sebagai aset yang harus dijaga keasrianya agar masyarakat luas dapat mengetahui ada tempat wisata di desa Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribawono Lampung Timur.
Karena ternyata tidak hanya kali madrim, ada kali lain yang berpotensi sebagai tempat wisata alternatif yaitu kali bandar dan kali silo yang jika dikelola dengan baik bisa medatangkan rejeki untuk masyarakat dan pemerintah.








Baca selengkapnya

Bertemu Mbah

Bandar Agung, 25 Desember 2014
08:30 WIB

Seorang sepuh tengah duduk dikursi roda, iya itu mbah ku yang selama ini aku juga tak mengenalnya. Belum lama aku tau soal kakak dari kakek, bapaknya ibuku.
Hampir saja aku kehilangan silsilah keluarga dari mbah-bapaknya ibu jika aku tak segera mencari dan menyambung kembali tali persaudaraan yang hampir saja udar.
Bersyukur bisa menyambung tali persaudaraan yang hampir lepas dan berharap bisa melanjutkan persaudaraan ini dengan generasi berikutnya.
Mbah Musiran adalah saudara kandung dari mbah Sumiran. Masih susah pula otak ini hanya sekedar mengingat nama Musiran.
Seorang suami dari mbah Sri yang telah berusia senja, 70 tahun. Terus berjuang ditengah kesakitan jasadnya, tidak lupa pula untuk selalu taat beribadah.


Baca selengkapnya
Tingkat Bunga BMT Tinggi, Kenapa?

Tingkat Bunga BMT Tinggi, Kenapa?

Lukman Hakim
Bandar Agung, 25 Desember 2014
08.00 wib

 
Dikalangan masyarakat kita masih saja disamakan antara istilah bagi hasil, ujrah, dan fee dengan bunga yang ada di lembaga keuangan konvensional. Kenapa ini bisa terjadi?
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan dilapangan, penyamarataan istilah ini dikarenakan calon nasabah (calon anggota)/nasabah (anggota) tak mau ambil pusing dengan istilah yang belum familiar ditelinga sehingga mudah saja menyebut berapa bunganya, tak perduli juga dengan produk dan akad yang digunakan asalkan bisa mendapatkan modal tambahan untuk kemajuan usahanya.
Baca selengkapnya

Sunday, December 14, 2014

Revitalisasi Fungsi DPD

Revitalisasi Fungsi DPD

Dalam perjalanannya, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 telah mengalami empat kali amandemen, yaitu pada 1999, 2000, 2001, dan 2002. Salah satu hasil amandemen adalalah tidak ada lembaga tinggi negara dan lembaga tertinggi negara. Jadi dalam menjalankan roda pemerintahan, lembaga-lembaga negara berkedudukan sejajar dan tidak berlaku hierarki kekuasaan, yang menyebabkan adanya hubungan bottom-up yang memberi kesan sistem atasan dan bawahan.
Asas checks and balances mengamanatkan kepada lembaga-lembaga negara agar bersinergi dalam kerja dan mengemban tanggung jawab, untuk saling mengawasi antarlembaga negara. Semua lembaga negara harus menunjukkan performa terbaik dalam bekerja. Sehingga, capaian hasil akan maksimal. Sinergi lembaga eksekutif, legisatif, dan yudikatif harus memiliki visi yang sama, yaitu demi terwujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdaulat dalam segala aspek.
Baca selengkapnya
Memaknai Pahlawan Kita

Memaknai Pahlawan Kita

LUKMAN HAKIM
Penggiat Komunitas Hijau

PAHLAWAN dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran.
Mengorbankan apa yang dimiliki untuk membela kebenaran baik harta, waktu bahkan nyawa sekalipun.
Prof. Philip G Zimbargo dalam risetnya yang bertajuk The Heroic Imagination Project ingin mengubah paragidma masyarakat tentang makna pahlawan, dia mengungkapkan untuk menjadi pahlawan tidak perlu ditempuh dengan kekerasan, sebaliknya dengan jalan perdamaiaan.
Kedua sifat kepahlawanan tidak wajib ‘wah’, cukup bertindak saat dibutuhkan. Terakhir, semua orang bisa menjadi pahlawan.
Dalam konteks berbangsa dan bernegara, pahlawan adalah orang yang bercita-cita membela kepentingan rakyat dan menanggalkan kepentingan kelompok, etnis, atau partai politik.
Lencana pahlawan pantas disematkan di pundak orang- orang yang berjuang demi kepentingan rakyat.
Founding Fathers kita dalam periode awal banyak yang rela melucuti ego mereka yang terbalut partai politik dan ideologi ketika sama- sama berjuang merebut kemerdekaan.
Soekarno dan M. Natsir adalah representasi dari pahlawan sesungguhnya.
Kedua tokoh ini adalah cermin untuk para negarawan, bagaimana seharusnya bersikap ‘dewasa’ dalam menjalankan pemerintahan.
Soekarno dikenal sebagai bapak nasionalis Indonesia.
Baca selengkapnya