Friday, November 29, 2013

opiniku yang tak terbit: Apakah Benar selamat dari karam?

opiniku yang tak terbit: Apakah Benar selamat dari karam?



Apakah Benar selamat dari karam?

Oleh uman al-hakim

            Dalam acara kompas 100 CEO forum 2012 pada rabu 28 november 2012, wakil presiden indonesa meyatakan bahwa indonesia adalah negara yang termasuk beruntung. Wapres juga mengatakan indonesia termasuk ythe lucky one. Pernyataan ini dinyatakan orang nomer dua di indonesia ini dengan alasan perbandingan indonesia dengan negara-negara lain yang ada di ASEAN tercatat pertumbuhan ekonomi indonesia mencapai 6,4 % pada rtiwula keII. Ini berdasarkan data dai Badan Pusat Statistik (BPS) bahkan akantetap stabil sampai kuartal ke empat sampai akhir tahun 2012. Walaupun pencapaian pertumbuhan ekonomi belum mencapai target dari yang dicanangkan oleh Susilo Bambang Yudoyono (SBY) seperti yang tertulis dalam APBN dengan rencana pertumbuhan ekonomi 6,5 %.
            International Monetary Fund (IMF) atau lembaga keuangan dunia juga menyatakan hal serupa. Indonesia merupakan negara di regional ASEAN yang mengalai pertumbuhan ekonomi terkuat. Ini berdasarkan proyeksi IMF yang menyatakan singapura dan 5 Negara lainnya di ASEAN yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik. Indonesia dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 6,4 % merupakan tertinggi dari 5 negara lainnya seperti Malaysia, Singapura,Thailand,Filipina Dan Vietnam. Pertumbuhan Malaysia di proyeksikan 5,2 persen, Singapura 5,3 persen, Vietnam 5,8 persen, Filipina 4,7 persen, dan Thailand 3,5 persen.
Perlu Mendapat Apresiasi
            Kita sebagai warga indonesia sudah sepatunya memberikan apresiasi kepada pemerintah dan semua instansi terkait yang telah membawa indonesia menjadi negara yang bisa bersaing di kancah regiona maupun ternasional. Dengan prestasi yang di dapat ini tidak serta merta menjadikan kita bangsa indonesia langsung membusungkan dada. Prestasi ini harus di lihat dari berbagai dimensi dan jangan hanya di lihat dari satu sisi saja. Keberhasilan pemerintah dalam menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari berbagai pihak dan upaya. Investasi yang semakin baik di indonesia, keadaan ekonomi yang cenderung stabil. Dan juga bisa di tilik dari kemajuan sektor usaha menengah ke bawah yang semakin baik



Upaya mempertahankan Dan Meningkatkan

            Rasa bangga memang wajar ketika melihat keberhasilan ini. Akan tetapi kita juga harus menengok keadaan rakyat yang ada di bawah. Jangan sampai ketika kita puas dengan hasil yang di dapat lalu mengabaikan kehidupan dan nasib rayat kecil. Dengan adanya momem peningkatan Perekonomian maka harus semakin baik pula perekonomian sektor mikro. Sektor mikro merupakan pilar-pilar penyangga kegiatan ekonomi sektor makro. Jika sektor mikro mengalami kendala dan problem maka impactnya juga pada perekonomian secara makro.
            Keberhasilan peningkatan ekonomi seharusnya juga diiringi dengan kemajuan dalam tingkat kemkmuran masyarakat. Dimana indikatornya adalah tidak banyak terjadi kriminalitas, pengangguran yang jumlahnya semakin kecil, tingkat pendidikan yang semakin baik yang terwujud dalam di semakin baik akhlak baik pesrta didik maupun dari pihak pendidik. Dan masih banyak indikator lain yang bisa kita ambil.sudah seharusnya pertumbuhan ekonomi akan berbanding lurus dengan keamanan, kemakmuran, dalam suatu negara.


Baca selengkapnya
opiniku yang tak terbit: MELEK LINGKUNGAN HIDUP

opiniku yang tak terbit: MELEK LINGKUNGAN HIDUP



MELEK LINGKUNGAN HIDUP
Oleh uman al-hakim

Dari kaca mata penulis, banyak pihak yang sependapat dan sepaham ungkapan ini. Kalau begitu apa alasanya? manusia yang di anugerahi dengan akal dan  fikiran, sudah seharusnya menggunakan potensi akal untuk berfikir, merenung, menganalisis dan menyimpulkan suatu fenomena. Maka jika manusia open dengan lingkungan tempat mereka hidup dan tidak membuat kerusakan. Implikasinya adalah alam akan berbuat serupa kepada manusia. Jika kadang akal ter-marginal-kan oleh nafsu, yang terjadi adalah bagaimana untuk mencapai keutungan berlipat ganda dengan cara instan.
Bencana alam yang bergulir di bumi indonesia, tidak lain dan tidak bukan adalah ulah dari “tangan-tangan nakal” manusia. Walaupun tidak sepenuhnya bencana alam yang terjadi disebabkan oleh manusia. Tetapi perhatikan PT. Freeport yang mengeksplotasi gunung emas di Papua. Dan apada akhirnya gunung emas itu sekarang menjelma menjadi kubangan bahkan lembah atau mungkin jurang.  Tengok pula PT Lapindo Brantas di Sidoarjo, sekarang kedaanya menjadi lautan lumpur panas.
Kesadaran untuk peduli akan pentingnya lingkungan hidup sangat rendah sekali di negeri ini. Terkadang hal itu terkalahkan oleh kepentingan pragmatis yang menjanjikan keuntungan sesaat  yang menggiurkan. Tetapi mereka lupa  keberlangsungan hidup anak-cucunya. Bahwa masih ada rantai kehidupan yang harus terus berjalan. Dan yang menjadi wadah untuk untuk keberlangsunagn itu adalah lingkungan hidup.
 Kerusakan di negeri ini seperti “dilegalkan” oleh pemerintah. Tidak ada upaya intervensi untuk mitigasi kerusakan alam. Sebaliknya, tidak sedikit pemerintah yang proaktif dalam mendukung perusakan lingkungan hidup. Walaupun tidak secara eksplisit bahwa pemerintah melakukan hal demikian. Tetapi, ada juga oknum yang secara terang-terangan memberikan izin terhadap ekplorasi dan eklpotasi alam yang akibat jangka panjangnya adalah kerusakan dan bencana alam.
Dengan diberikan kewenangan untuk mengurusi rumah tangga daerahnya sendiri. Pemerintah daerah otonom kadang membuat regulasi yang lepas dari pengawasan pemerntah pusat. Sampai tahun 2013 tercacat 2.686 izin usaha pertambangan. Padahal  angka terbesar dari kerusakan lingkungan adalah sektor pertambangan dan perkebunan. Akan tetapi, malah ada kolaborasi yang apik  antara pemerintah dan perushaaan tambang untuk membuat proyek-proyek tambang dan pembukaan lahan-lahan perkebunan baru dengan jalan penebangan hutan .
Harga Yang Harus Dibayar
            Setidaknya ada “harga yang harus dibayar mahal dari dampak kegiatan eksplorasi dan eksploitasi lingkungan hidup. Harga sosial-ekonomi, dan harga psikologis. Seberapa besar hasil eksploitasi lingkungan memberikan dampak signifikan pada perbaikan keadaan perekonomian. Atau malah sebaliknya, dengan adanya pengelolan Sumber Daya Alam keadaan negara dan kehidupan masyarakat semakin terpuruk saja. Karena tenaga pengelola dan investor adalah orang-orang asing. Papua yang seharusnya menjadi daerah terkaya di Indonesia. Kini keadaanya berbanding terbalik. Papua menyabet “penghargaan” di tingkat nasional dengan kategori daerah termiskin di indonesia, risiko kematian dan penyakit tertinggi di Indonesia dan kekerasan oleh tentara tertinggi di seluruh indonesia.
            Daerah yang terisolasi dan “terpinggirkan”, kadangkala hal ini dirasakan dan di ungkapkan oleh  daerah tertentu di Indonesia. Sebagai daerah kaya akan sumber daya alam dan sebagai daerah penyumbang  Pendapatan Nasioanal di level atas. Tetapi pembangunan daerah terklasifikasi sangat lamban. Bahkan menjadi daerah tertinggal jika di banding dengan daerah-daerah lain. Kemudian menimbulkan keadaan psikologis yang mengasumsi bahwa negara tidak bisa berbuat adil.  Dari rasa yang tidk adil itu kemudian muncul gerakan sparatis seperti di sulawesi, papua, aceh dan daerah lain. Ada juga daerah di indonesia yang akhirnya sudah lepas dari Republik ini.
            Gerakan sparatis  muncul kadang kala di picu oleh ketidakpuasan masyarakat terhadap terhadap emerintahan yang ada. Pemerintah di anggap ”gagal” dalam menjalankan roda pemerintahan. Diversifikasi pendapatan nasional yang di frame dalam APBN ternyata dianggap pendistribusiannya dianggap tidak merata dan tak adil. Dearah yang memberikan kontribusi tinggi untuk menopang kas negara ternyata imbal baliknya tidak sesuai. Lebih kronis, daerah bersangkutan malah terklasifikasi dalam daerah miskin dan daerah tertinggal.
Mulai Dari Hal Kecil
            Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil, dan mulai dari sekarang. Penulis meminjam kata dari ustadz kondang Aa Gym. Ketika ingin membuat berubahan besar maka yang paling penting adalah membuat perubahan-perubahan kecil di level individu. Begitu pula untuk mengawal dalam rangka menjaga lingkunagn hidup. Maka arus dilakukan dari hal yang kecil seperti membuang sampah tempatnya, mendaur ulangnya, dan menjaga kebirsihan. Karena kebersihan merupakan bagian dari iman. Kalau bukan kita siapa lagi yang mau perduli dengan liingkungan? Kalau tidak dari sekarang lalu kapan lagi kita open dengan alam?


Baca selengkapnya
opiniku yang tak terbit: DEGRADASI NILAI  PANCASILA

opiniku yang tak terbit: DEGRADASI NILAI PANCASILA



DEGRADASI NILAI  PANCASILA

Oleh uman al-hakim

Pancasila adalah ideologi yang digunakan oleh bangsa dan rakyat Indonesia sebagai landasan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.Lalu pertanyaanya adalah, kapankah ideologi pancasila itu dirumuskan? Negara terakhir yang menjajah indonesia adalah jepang. Pada saat Jepang mengalami kekalahan demi kekalahan dalam melawan sekutu.Kemudian jepang berinisiatif untuk menarik simpati rakyat dan pemerintah Indonesia agar bersedia membantu melawan tentara jepang melawan sekutu.Maka jepang memberikan janji untuk memberikan kemerdekaan untuk Indonesia. Janji itu disampaikan pada 7 september 1944. Karena keadaan yang semakin terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua.

Pada pemberian janji yang kedua ini, dibentuk pula dasar-dasar untuk membentuk Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau Badan Penyidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).Badan ini bertugas menyelidiki usulan yang berkaitan dengan persiapan kemerdekaan bangsa Indonesia.BPUPKI dilantik tanggal 28 Mei 1945, kemudian melaksanakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945.Yang dibahas dalam sidang ini adalah pembahasan calon dasar negara Indonesia. Dan pada saat itu, Muhammad Yamin mengusulkan secara tersirat mengenai dasar negara:
1.      Peri ketuhanan
2.      Peri kemanusian
3.      Peri kebangsaan
4.      Peri kerakyatan
5.      Peri kesejahteraan rakyat

Selain itu Muhammad Yamin juga mengusulkan lima hal secara tersurat:
1.      Ketuhanan Yang Maha Esa
2.      Persatuan Indonesia
3.      Rasa  Kemanusian Yang Adil Dan Beradab
4.      Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
5.      Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Terjadi perubahan-perubahan dalam perumusan pancasila yaitu pasca pidato Sukarno tanggal 1 Juni 1945.Hal ini dilakukan oleh para Founding Father pada sidang BPUPKI selanjutnya yang tujuannya adalah untuk mem-paripurna-kan pancasila. Perubahan itu seperti penghapusan sebagaianredaksi pada sila pertama“…dengan menjalankan syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya”atau perubahan pada susunan silanya sehingga pancasila tersusun seperti hari ini.Akhirnya pancasila sudah di sepakati yang pada prosesnya harus melalui perdebatan dan lobi-lobi panjang. Pancasila dijadikan sebagai prembule Undang-undang Dasar 1945 yang disahkan sebagai dasar negara pada 18 Agustus 1945 satu hari pasca kemerdeaan di proklamirkan.

Relevansi  Pancasila Dengan Realitas Bangsa Indonesia Hari Ini
Jika kita lihat potret kehidupan bangsa Indonesia hari ini.Bangsa Indonesia telah kehilangan nilai-nilai pancasila.Hal ini dapat terlihat dari peristiwa penodaan dan penistaan agama.Sepanjang tahun 2012 setidaknya terjadi 22 kasus penistaan agama.Kasus penistaan agama dan rumah ibadah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Indikasinya adalah adanya korban tewas pada kasus ini. Jika di tahun 2011 tiga orang meretas nyawa pada kasus Ahmadiyah di Gresik.Sedangkan pada kasus syiah di Sampang tahun 2012 harus ada satu orang yang kahilangan nyawa.

Proses internalisasi sila pertama bisa dikatakan ‘gagal’ pada level ini. Pasalnya bukannya semakin sedikit kasus penistaan agama yang terjadi dari tahun ke tahun.Malah semakin banyak, bahkan sampai menelan korban jiwa. Harus ada kolaborasi yang apikdari pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta peran aktif ormas dan masyarakat luas untuk mengikarkan bendera ‘perang’ kepada oknum dan aktor penistaan agama.Seperti yang dilakukan oleh tokoh agama aceh dan pemerintah daerahnya dalam menangani dan meminimalisir ancaman penistaan agama yang mengintai dan mengancam.

Dalam penyelesaiaan masalah penistaan agama pun sudah seharusnya sesuai dengan prosedur hokum yang telah ditetapkan.Tidak asal mainhakim sendiri. Proses mediasi bisa menjadi salah satu alternatif yang solutif sebagai langkah penyalesaian masalah. Akan tetapi masalah baru yang timbul adalah belum ada lembaga mediator antariman dalam penyelesaian kasus penodaan agama dan rumah ibadah. Hal ini senada dengan apa yang di ungkapkan oleh Pengajar Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik Sekolah Pascasarjana UGM, Syamsurizal Panggabean. Hal urgen lain yang perlu diperhatikan adalah adanya penegak hukum yang siap dan sigap dalam menjaga keamanan pada saat timbul masalah penistaan agama. Tujuannya adalah agar tidak terjadi tindakan “membabi buta” yang menyebabkan kerusuhan.Karena intensitas terjadinya tindak kekerasan cukup tinggi dalam masalah penistaan agama.

Belum lama ini mencuat berita tentang praktik perdudakan.Peristiwa ini terjadi di Kampung Bayur Opak RT 03/06, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Tangerang.Praktik “terkutuk” ini terungkap setelah dua pemuda dari lampung utara Andi Setiawan dan Junaidi berhasil meloloskan diri.Pertanyaan yang muncul, mana kesadaran rakyat Indonesia untuk menerapkan sila kedua pancasila?

Praktik perbudakan tak seharusnya terjadi di era serba canggih seperti ini. Alih-alih memperoleh pekerjaan dengan upah Rp.700.000,- perbulan yang diharapkan bisa memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. Tapi kenyataan yang dialami tak semanis harapan para korban.Bekerja tanpa upah dan bekerja dengan makan seadanya dan fasilitas yang tidak mendukung.Bahkan sampai-sampai ada perlakuan yang tak manusiawi yang dilakukan oleh para mandor.

Bahkan setelah si usut, ada oknum penegak hukum yang terlibat dalam kasus ini.Penegak hukum yang fungsinya memberikan rasa aman untuk masyarakat.Tapi yang terjadi malah berbanding terbalik.Memang kadang kala arus globalisasi yang berlangsung membuat hal bisa serba terbalik.Tak ubahnya dua oknum yang ikut mendukung bahkan melindungi praktik perdudakan itu.

Internalisasi sila ketiga juga tak akan lepas sorotan penulis. Sebagai contoh riil kerusuhan yang terjadi di Lampung Selatan beberapa waktu lalu.Kerusuhan yang terjadi antara warga Desa Agom, Kecamatan Kalianda dengan warga Desa Balinuraga, Kecamatan Way Panji berlangsung tiga hari.Kejadian oktober 2012 silam ini lagi-lagi harus memberikan “tumbal”.Empat belas orang harus kehilangan nyawanya dan terjadi perusakan rumah-rumah penduduk.

Contoh konflik horizontal lain adalah perang sampit yang terjadi di kalimantan barat, kasus di papua yang mengakibatkan ribuan korban meninggal. Sepanjang 2012 setidaknya ada 104 peristiwa konflik sosial, bentrokan antarwarga merupakan pemicu konflik yang paling besar mencapai 33,6 persen. Hal ini di ungkapkan oleh  Kasubdit Penanganan Konflik Sosial, Ditjen Kesbangpol, Kementerian Dalam Negeri Tri Jaladara.

Penulis berargumen ada beberapa faktor umum yang melatar belakangi terjadinya konflik sosial beberapa tahun terakhir.Pertama, motif sosial yang menyebabkan sikap kurang saling memahami dan menghargai perbedaan antar suku, agama, dan etnis. Padahal Indonesia adalah negara yang ‘kaya’  dengan suku, kebudayaan, bahasa. Itu seharusnya bisa menjadi “lem perekat” untuk saling menghargai dan hidup yang harmonis dalam menjalani rotasi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kedua, motif ekonomi yang sering kali memicu ‘cemburu’ di tengah masyarakat.Suku yang kurang beruntung dalam hal ekonomi kadang belum bisa  legowo.Terbesit rasa iri didalam dirinya yang menyebabkan tindakan yang melanggar etika sehingga akanmemunculkan masalah baru yang lebih kompleks. Dan konflik horizontal antar suku pun tak terhindarkan.

Contoh fakta yang tidak sesuai dengan sila ke empat dan lima bisa di ringkas sekaligus dalam satu contoh kasus. Korupsi di negeri ini bisa di katakan telah mengurat dan menjadi kultur yang meng-generasi. Nyatanya masalah korupsi dari orde lama sampai hari ini pun tak kunjung usai.Seperti wajibkultur korupsi itu ada didalam menjalankan roda pemerintahan. Setiap lini pemerintahan pasti tak akan terlepas dari korupsi. Korupsi waktu, korupsi uang atau korupsi-korupsi yang lain.

Skandal bank century tak pernah bertemu pangkal ujungnya. Karena terindikasi kasus bank century adalah korupsi yang sistematis dan telah tertata rapi maka sulit sekali untuk menyelisiki dan menyelesaikannya. Partai yang didirikan SBY pun tak luput dari skandal korupsi. AM, Nzn, dan AU. Masing-masing tersangkutkasus yang berbeda. Kemudian partai yang berlebel islam pun ikut  terseretkasus korupsi. Mantan Presiden partai, LHI di tetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi impor daging sapi.Yang lebih membuat publik tercengah adalah gratifikasi seks selalu dikaitkan dengan masalah korupsi.

Terungkapnya kasus korupsi oleh penyelidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan prestasi yang patut di apresiasi.Tetapi patut geram, sedih atau perasaan manakah yang bisa mewakilkan kondisi rakyat saat ini. Karena ternyata fakta  mengatakan kondisinya berbanding terbalik. Para koruptor yangseharusnya ada di sel ternyata bebas ‘tamasya’kemana saja sekehendanya.Satu dua hari di penjara, tapi satu dua minggu bebas ‘jalan-jalan’.Atau masalah fasilitas penjara layaknya ‘hotel berbintang’.

Memang hukuman yang selama ini diberikan untuk para koruptor tak memberi efek jera sedikit pun.Tidak ada bedanya antara sebelum menjadi tersangka korupsi atau sudah dinyatakan sebagai tersangka.Hemat penulis, koruptor harus dimiskinkan. Ambil semua aset dan kekayaan hasil dari nyolong  uang rakyat. Jika benar-benar telah dimiskinkan dan di jeblos-kan ke penjara maka akan menjadi ceriman untuk calon-calon ‘generasi koruptor baru’ untuk berfikir seribu bahkan sejuta kali untuk melakukan tindak korupsi. Atau solusi lain adalah dengan penerapan hukuman mati seperti yang diaplikasikan di Republik Rakyat Cina.

Dualisme Pendapat Tentang Lahirnya Pancasila
            Terjadi dualisme pendapat tentang peringatan hari  lahirnya pancasila. Ada yang mengatalan bahwa hari pancasila diperingati pada tanggal 18 Agustus.Pendapat ini didasarkan para argumentasi bahwa peresmian dan penandatangan pancasila dan UUD 1945 dilakukan satu hari pasca kemerdekaan diperoleh Indonesia. Pendapat ini ternyata mempunyai tujuan terselubunglain dari kaum neo-kolonialis. Pada saat itu terjadi upaya untuk mempropaganda tentang penghapusan sukarno yang terkait erat dengan Pancasila. Pihak neo-kolonialis yang sering kita kenal dengan gerakan G-30S PKI yang menginginkan sukarnodipemdemdan hilangdari bumi Indonesia. Juga keinginan untuk pengaburan arti dari pancasila.

            Pendapat kedua yaitu berpijak pada hasil siding BPUPKI yang pertama usai, sukarno menyampaikan pidato tentang dasar Negara Indonesia.Pidato  dilaksanakan pada tanggal 1 juni 1945. Dan pada saat ini, tanggal itulah yang kemudian  ditetapkan sebagai hari ‘lahirnya pancasila’dan bukan 18 agustus.

Upaya Rejunivasi Nilai-Nilai luhur Pancasila
            Perlu dilakukan upaya untuk menanamkan kembali nilai-nilai luhur pancaila kepada seluruh rakyat Indonesia.Rejuvinasi (peremajaan) harus dilakukan oleh banyak pihak.Tidak hanya satu pihak yang berperan aktif, tapi seluruh komponen bangsa harus ambil andil dalam proyek besar ini.
            Penanaman nilai luhur pancasila dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, lingkungan sekolah merupakan tempat yang kondusif untuk memberikan pemahaman tentang nilai-nilai luhur pancasila.Apalagi jika penanaman nilai itu dilakukan pada saat peserta didik masih sebagai “kertas kosong yang bersih”. Artinya proses yang dilakukan akan semakin mudah. Selain itu, tidak hanya teori-teori saja yang di jejal-kankepada peserta didik.Pemberian contoh langsung oleh pengajar kepada para peserta didik merupakan salah satu langkah efektif.Taat beribadah dan beragama, saling menghargai antar suku dan agama, disiplin dan tepat waktu dan masih banyak perilaku baik yang bisa dicontohkan. Haparannya akan ada proses imitasi dari peserta didik.Suatu pepatah mengatakan.Satu contoh perbuatan itu lebih efektif dibanding seribu kata-kata kosong.

            Kedua, proses continueseducation (proses pembelajaran yang berkelanjutan)masyarakat tentang nilai-nilai pancasila harus dilakuakan dengan maksimal. Jelaskan dan pahamkan kepada masyarakat bahwa Indonesia adalah negera yang terdiri dari masyarakat yang homogen dan majemuk.Tapi kemajemukan itu jangan dujadikan sebagai dalih untuk saling berpecah belah, saling memusuhi, saling membenci.Karena hal itu tidak mencerminkan nilai pancasila.Keadaan masyarakat homogen dijadikan motivasi untuk bersatu padu, saling menghargai, saling menghormati.Tujuannya adalah tercipta kehidupan yang aman, tentram dan kondusif.

            Ketiga, purifikasi dari nilai-nilai pancasila. Pemurnian dalam pelaksanaan nilai luhur pancasila merupakan cara untuk meng-internalisasi-kan nilai itu dalam setiap diri individu rakyat Indonesia. Dengan purifikasi  nilai luhur pancasila, jangan sampai  ada faham atau aliran atau ideologi lainsebagai ‘tandingan’ yang berkembang menghambat proses pemurnian itu. Jika pelaksanaan internalisasi di campuradukkan dengan ideologi lain maka yang terjadi adalah bertambah kabur nial –nilai pancasila.

Baca selengkapnya
opiniku yang tak terbit: PENDIDIKAN  LANGKAH SOLUTIF MENGURANGI KEMISKINAN

opiniku yang tak terbit: PENDIDIKAN LANGKAH SOLUTIF MENGURANGI KEMISKINAN



PENDIDIKAN  LANGKAH SOLUTIF MENGURANGI KEMISKINAN

Oleh uman al-hakim

Perekonomian yang maju merupakan indikator dari negara yang maju. Walaupun masih banyak pointer yang menjadi ciri dari negara maju. Akan tetapi, perekonomian bisa dikatakan tataran atas dalam mengindentifikasi negara .yang sudah maju. kita ambil contoh negara adidaya Amerika Serikat dengan sistem ekonomi kapitalisnya yang secara implisit telah membuat para penduduknya terlihat memiliki harta yang cukup bahkan berlebih (kaya). Perekonomian yang maju akan menjadi penyokong kegiatan-kegoatan lain yang bisa meningkatkan dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, sosial dan budaya.

Perekonomian yang lemah menyebabkan banyak problem bagi masyarakat terutama yang berada di kelas bawah. Mari kita Tengok berbagai masalah yang timbul sebagai konsekuensi dari sistem perekonomian di negeri kita. Dari data yang tercatat  Badan Perenacanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mematok target tingkat kemiskinan tahun 2012 sebesar 10,5-11,5 persen. Target tersebut lebih tinggi dari tahun ini, yakni sebesar 12,49 persen dari total penduduk. Menyedihkan memang, bukan semakin terpangkas angka kemiskainan dari tahun ke tahun, tapi malah jumlahnya semakin merangkak. Kalau hanya disorot dari kota-kota besarnya saja, mungkin indonesia secara sepintas telah menjadi negara yang maju.Namun jika di kaji lebih mendalam, kita akan melihat jumlah kemiskinan yang memperihatinkan. Kenapa masih banyak orang-orang yang tidak memiliki rumah tinggal yang tetap, kenapa masih banyak anak jalanan, kenapa masih banyak orang masih hobi  menjadi pengemis.

Permalasalahan lain yang masih berkaiatan dengan perekonomianyang kurang maksimal yaitu masalah pengangguran. Jumlah pengangguran meningkat yang diakibatkan oleh minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Penggguran terdidik pun tidak kalah secara kuantitasnya, disebabkan karena kualitas dari para pengangguran terdidik yang pada masa di bangku sekolah tinggi tidak dimaksimalkan. Mereka yang hanya berorintasi pada angka yang tertulis (IPK) sebagai patokan dalam menjalani proses pembelajaran. Prose yang sangat berharga yang mungkin tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan yang sama. Selanjutnya masalah kepedulian para para akademis yang sangat kurang.Kekritisan para mahasisw turun drastis bahkan tidak kritis sama sekali dengan berbagai dimensi permasalahan bangsa ini. Jikapun ada yang peduli, mungkin masih bisa terhitung jumlahnya.

Walaupun jumlah pengangguran turun akan tetapi tingkat kemiskinan belum bisa di tekan. Perlu kerja keras dari pihak terkait dan di bantu oleh semua lapisan masyarat untuk mengentaskan penganggugaran. Pengadaan proyek-proyek dari pemeirntah yang kemudian akan membutuhkan  pekerja, bisa mengurangi angka kemiskinan. Dan masih banyak sebetulnya jalan yang bisa di tempuh.

Pendidikan ikut andil
Kemiskian, pengangguran, kriminaliitas dan masalah yang timbul sebagai akibat ketidakmerataan dalam bidang ekonomi  menjadi pekerjaan rumah untuk kita bersama . Lalu seberapa besarperan pendidikan dalam hal kesejahteraan. Dengan adanya pendidikan yang bermutu, ditunjang pula dengan kualitas dari tenaga pengajar yang kompeten dan profesional di bidangnya maka apa yang menjadi harapkan itu mudah terwujud. Dengan pengajar bisa memberikan ibar yang baik pada para murid ataupun mahasiswa. Sehingga secara tidak langsung akan terjadi proses implementasi atau proses duplikasi yang terjadi untuk menirukan hal yang sama pada dosen atau guru. Kalau memungkinkan pun seorang pengajar harusnya bisa menjadi orang yang di favoritkan sehingga proses peniruan akan semakin mudah.

Sarana dan prasarana juga sagat urgen untuk keberlangsungan pendidikan sesuai dengan apa yang di cita-citakan. Buku sebagai jendela ilmu sangatlah penting yang harus menjadi pemenuhan kebutuhan dalam belajar. Ketiak berada di lingkunagn sekolah mungkin ilmu yang di dapatkan hanya 50% saja, akan tetapi jika di dukunng oleh buku-buku maka pengetahuan pun akan bertambah. Bukankah ayat yang pertama turun itu adalah perintah untuk membaca. Iqra’, bacalah, kemudian apa yang mau kita baca jika tidak ada buku. Pemerintah yang notabene adalah wakil dari rakyat sudah selayaknya mendengarkan apa yang menjadi keluhan-keluhan. Tanpa harus meminta, seharusnya tahu apa yang di butuhkan untuk memajukan pendidikan di indonesia.

Pemerataan sarana dan prasara di negeri jamrud khatulistiwa ini belum sepenuhnya maksimal, tidak banyak yang bisa menikmati dunia pendidikan, tidak banyak anak-anak yang memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam bangku sekolah. Kita tengok mereka yang ada di pelosok-pelosok negeri ini, semangat untuk menuntut ilmu begitu luar biasa. Harus melewati jembatan yang hanya terbuat dati seutas  tambang, harus menyeberangi lautan sampai berpuluh-puluh kilo meter, berjalan menapaki track. Mereka tidam memikirkan seberapa besar risiko yang akan mereka hadapi. Yang mereka pikirkan adalah bahwa pendidikan itu amat sangat penting untuk mereka. Komparasikan dengan mereka yang da di perkotaan. Sarana prasarana yang di sediakan oleh pemerintah komplit, akan tetapi mereka malah menyeleweng dari kewajiban mereka. Mereka telah asyik dengan fasilitas yang diberikan oleh orang tua danm pihak sekolah.  Sekolah hanya main-main, terkontaminasi oleh virus –virus yang membahayakan untuk perkembangan intelektuallitasnya. 

Pelajar dan mahasiswa juga harus ikut ambil andil dalam memajukan negeri ini khususnya lewat pendidikan. Bukankah yang menjadi subjek sesungguhnya adalah mereka, tapi mereka kurang faham dengan peranna tersebut. Seharusnya mereka bisa menuntut ilmu dengan baik dan benar. Mereka harus sadar jika mereka tidak hanya iron stock, mereka lebih dari itu. Seorang pelajar dan mahasiswa harus bisa menjadi golden stock untuk memimpin dan membawa nusantara ini menjadi yang lebih baik dan bisa berkompetisi di ranah internasional.

Bukankah dalam amanah UUD 1945 telah menyebutkan bahwa tujuan dari pendidikan adalah  mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Sungguh luar biasa amanah dari dasar negara kitab yang telah di buat oleh founding father negera ini. Kita sebagai bagian dari negara ini sudah sepatutnya ikut peran aktif untuk mewujudkan visi itu sesuai dengan bidang kita masing-masing. Pemaksimalan kerja merupakan salah satu implementasi dari hal tersebut.

Hakikat Pendidikan Berkarakter
Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman dan menciptakan orang yang bermoral, memanusiakan manusia. Apa jadinya jika pendidikan hanya berorientasi pada pemenuhan atas pekerjaan di masa akan datang. Memang tidak salah berfikir demikian, tetapi visi yang lebih besar ada pada pendidikan. 

Pendidikan karakter atau penanaman nilai-nilai luhur juga harus kemudian di ajarkan pula pada anak-anak di negara kita ini agar tidak terjadi krisis moral. Yang saat ini terjadi adalah tidak adanya rasa persaudaraan dan kekeluargaan sehingga menyebabkan terpecah belah, saling mencemo’oh, saling ejek, bahkan saling membunuh, sungguh sangat tragis memang. Sama-sama satu negara, satu bangsa, dan satu bahasa bisa sesadis itu.

Jangan juga jadikan pekerjaan hanya sebagai orientasi dalam menenpuh pendidikan. Tapi dengan pendidikan bagaimana kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi lingkungan. Dengan pendidikan kita berfifkir inovatif sehingga akan bisa mendiriksn bisnis. Dengan  bisnis itu kita membutuhkan karyawan. Sehingga kita bisa merekrut masyarakat yang ada di sekitar untuk menjadi karyawan, di situ kita sudah berperan menguranngi tingkat pengangguran yang ada. Dengan kurangnya angka pengangguran maka akan berimbas pula kepada tingkat kemiskinan pula yang semakin terpangkas. Ketika penganguran dan kemiskinan sudah bisa teratasi maka tingkat dari tindak kriminalitas pun juga akan semakin mengecil. Kriminalitas mayoritas terjadi karena para pelaku tidak memiliki pererjaan tepat sehingga kebutuhan sehari-hari tidak terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut cara yang mudah sekali dilakukan adalah merampok ,mencuri, dan lain sebagainya karena sebagau akibat dari minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia. 

            Sekulerisme dalam pendidikan pun juga harus dihapuskan. Jangan sampai ada pemisahan antara pendidikan formal dan pendidikan agama. Jika semua tetap terjadi maka yang terjadi adalah kita akan tetap seperti ini sebagai negara yang tertinggal dari negara-negara lain. Pendidikan agama tidak boleh dikesampingkan, pendidikan agama harus berjalan beriringingan dengan pendidikan formal. Karena pendidikan agama merupakan pendidikan akhlak dan jiwa yang kemudian sangat berpengaruh pada mine side dan acttion seseorang.


Baca selengkapnya