PENDIDIKAN LANGKAH SOLUTIF MENGURANGI
KEMISKINAN
Oleh uman al-hakim
Perekonomian yang maju merupakan
indikator dari negara yang maju. Walaupun masih banyak pointer yang menjadi
ciri dari negara maju. Akan tetapi, perekonomian bisa dikatakan tataran atas
dalam mengindentifikasi negara .yang sudah maju. kita ambil contoh negara
adidaya Amerika Serikat dengan sistem ekonomi kapitalisnya yang secara implisit
telah membuat para penduduknya terlihat memiliki harta yang cukup bahkan
berlebih (kaya). Perekonomian yang maju akan menjadi penyokong
kegiatan-kegoatan lain yang bisa meningkatkan dalam bidang pendidikan, ilmu
pengetahuan, sosial dan budaya.
Perekonomian yang lemah menyebabkan
banyak problem bagi masyarakat terutama yang berada di kelas bawah. Mari kita Tengok
berbagai masalah yang timbul sebagai konsekuensi dari sistem perekonomian di
negeri kita. Dari data yang tercatat Badan Perenacanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) mematok target tingkat kemiskinan tahun 2012
sebesar 10,5-11,5 persen. Target tersebut lebih tinggi dari tahun ini, yakni
sebesar 12,49 persen dari total penduduk. Menyedihkan memang, bukan semakin
terpangkas angka kemiskainan dari tahun ke tahun, tapi malah jumlahnya semakin
merangkak. Kalau hanya disorot dari kota-kota besarnya saja, mungkin indonesia
secara sepintas telah menjadi negara yang maju.Namun jika di kaji lebih
mendalam, kita akan melihat jumlah kemiskinan yang memperihatinkan. Kenapa
masih banyak orang-orang yang tidak memiliki rumah tinggal yang tetap, kenapa
masih banyak anak jalanan, kenapa masih banyak orang masih hobi menjadi pengemis.
Permalasalahan lain yang masih
berkaiatan dengan perekonomianyang kurang maksimal yaitu masalah pengangguran.
Jumlah pengangguran meningkat yang diakibatkan oleh minimnya lapangan pekerjaan
yang tersedia. Penggguran terdidik pun tidak kalah secara kuantitasnya,
disebabkan karena kualitas dari para pengangguran terdidik yang pada masa di
bangku sekolah tinggi tidak dimaksimalkan. Mereka yang hanya berorintasi pada
angka yang tertulis (IPK) sebagai patokan dalam menjalani proses pembelajaran.
Prose yang sangat berharga yang mungkin tidak semua orang bisa mendapatkan
kesempatan yang sama. Selanjutnya masalah kepedulian para para akademis yang
sangat kurang.Kekritisan para mahasisw turun drastis bahkan tidak kritis sama
sekali dengan berbagai dimensi permasalahan bangsa ini. Jikapun ada yang
peduli, mungkin masih bisa terhitung jumlahnya.
Walaupun jumlah pengangguran turun
akan tetapi tingkat kemiskinan belum bisa di tekan. Perlu kerja keras dari
pihak terkait dan di bantu oleh semua lapisan masyarat untuk mengentaskan
penganggugaran. Pengadaan proyek-proyek dari pemeirntah yang kemudian akan
membutuhkan pekerja, bisa mengurangi
angka kemiskinan. Dan masih banyak sebetulnya jalan yang bisa di tempuh.
Pendidikan ikut andil
Kemiskian, pengangguran,
kriminaliitas dan masalah yang timbul sebagai akibat ketidakmerataan dalam
bidang ekonomi menjadi pekerjaan rumah
untuk kita bersama . Lalu seberapa besarperan pendidikan dalam hal
kesejahteraan. Dengan adanya pendidikan yang bermutu, ditunjang pula dengan
kualitas dari tenaga pengajar yang kompeten dan profesional di bidangnya maka
apa yang menjadi harapkan itu mudah terwujud. Dengan pengajar bisa memberikan
ibar yang baik pada para murid ataupun mahasiswa. Sehingga secara tidak
langsung akan terjadi proses implementasi atau proses duplikasi yang terjadi
untuk menirukan hal yang sama pada dosen atau guru. Kalau memungkinkan pun
seorang pengajar harusnya bisa menjadi orang yang di favoritkan sehingga proses
peniruan akan semakin mudah.
Sarana dan prasarana juga sagat
urgen untuk keberlangsungan pendidikan sesuai dengan apa yang di cita-citakan.
Buku sebagai jendela ilmu sangatlah penting yang harus menjadi pemenuhan
kebutuhan dalam belajar. Ketiak berada di lingkunagn sekolah mungkin ilmu yang
di dapatkan hanya 50% saja, akan tetapi jika di dukunng oleh buku-buku maka
pengetahuan pun akan bertambah. Bukankah ayat yang pertama turun itu adalah
perintah untuk membaca. Iqra’, bacalah, kemudian apa yang mau kita baca
jika tidak ada buku. Pemerintah yang notabene adalah wakil dari rakyat sudah
selayaknya mendengarkan apa yang menjadi keluhan-keluhan. Tanpa harus meminta,
seharusnya tahu apa yang di butuhkan untuk memajukan pendidikan di indonesia.
Pemerataan sarana dan prasara di
negeri jamrud khatulistiwa ini belum sepenuhnya maksimal, tidak banyak yang
bisa menikmati dunia pendidikan, tidak banyak anak-anak yang memiliki
kesempatan yang sama untuk mengenyam bangku sekolah. Kita tengok mereka yang
ada di pelosok-pelosok negeri ini, semangat untuk menuntut ilmu begitu luar
biasa. Harus melewati jembatan yang hanya terbuat dati seutas tambang, harus menyeberangi lautan sampai
berpuluh-puluh kilo meter, berjalan menapaki track. Mereka tidam memikirkan
seberapa besar risiko yang akan mereka hadapi. Yang mereka pikirkan adalah
bahwa pendidikan itu amat sangat penting untuk mereka. Komparasikan dengan
mereka yang da di perkotaan. Sarana prasarana yang di sediakan oleh pemerintah
komplit, akan tetapi mereka malah menyeleweng dari kewajiban mereka. Mereka
telah asyik dengan fasilitas yang diberikan oleh orang tua danm pihak sekolah. Sekolah hanya main-main, terkontaminasi oleh
virus –virus yang membahayakan untuk perkembangan intelektuallitasnya.
Pelajar dan mahasiswa juga harus
ikut ambil andil dalam memajukan negeri ini khususnya lewat pendidikan.
Bukankah yang menjadi subjek sesungguhnya adalah mereka, tapi mereka kurang
faham dengan peranna tersebut. Seharusnya mereka bisa menuntut ilmu dengan baik
dan benar. Mereka harus sadar jika mereka tidak hanya iron stock, mereka lebih
dari itu. Seorang pelajar dan mahasiswa harus bisa menjadi golden stock untuk
memimpin dan membawa nusantara ini menjadi yang lebih baik dan bisa
berkompetisi di ranah internasional.
Bukankah dalam amanah UUD 1945 telah
menyebutkan bahwa tujuan dari pendidikan adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Sungguh luar biasa amanah dari dasar negara kitab yang telah di buat oleh
founding father negera ini. Kita sebagai bagian dari negara ini sudah
sepatutnya ikut peran aktif untuk mewujudkan visi itu sesuai dengan bidang kita
masing-masing. Pemaksimalan kerja merupakan salah satu implementasi dari hal
tersebut.
Hakikat Pendidikan Berkarakter
Pendidikan pada hakikatnya bertujuan
untuk menumbuhkan pemahaman dan menciptakan orang yang bermoral, memanusiakan
manusia. Apa jadinya jika pendidikan hanya berorientasi pada pemenuhan atas
pekerjaan di masa akan datang. Memang tidak salah berfikir demikian, tetapi
visi yang lebih besar ada pada pendidikan.
Pendidikan karakter atau penanaman
nilai-nilai luhur juga harus kemudian di ajarkan pula pada anak-anak di negara
kita ini agar tidak terjadi krisis moral. Yang saat ini terjadi adalah tidak
adanya rasa persaudaraan dan kekeluargaan sehingga menyebabkan terpecah belah,
saling mencemo’oh, saling ejek, bahkan saling membunuh, sungguh sangat tragis
memang. Sama-sama satu negara, satu bangsa, dan satu bahasa bisa sesadis itu.
Jangan juga jadikan pekerjaan hanya
sebagai orientasi dalam menenpuh pendidikan. Tapi dengan pendidikan bagaimana
kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi lingkungan. Dengan pendidikan
kita berfifkir inovatif sehingga akan bisa mendiriksn bisnis. Dengan bisnis itu kita membutuhkan karyawan. Sehingga
kita bisa merekrut masyarakat yang ada di sekitar untuk menjadi karyawan, di
situ kita sudah berperan menguranngi tingkat pengangguran yang ada. Dengan
kurangnya angka pengangguran maka akan berimbas pula kepada tingkat kemiskinan
pula yang semakin terpangkas. Ketika penganguran dan kemiskinan sudah bisa
teratasi maka tingkat dari tindak kriminalitas pun juga akan semakin mengecil.
Kriminalitas mayoritas terjadi karena para pelaku tidak memiliki pererjaan
tepat sehingga kebutuhan sehari-hari tidak terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut cara yang mudah sekali dilakukan adalah merampok ,mencuri, dan lain
sebagainya karena sebagau akibat dari minimnya lapangan pekerjaan yang
tersedia.
Sekulerisme dalam pendidikan pun juga harus dihapuskan. Jangan
sampai ada pemisahan antara pendidikan formal dan pendidikan agama. Jika semua
tetap terjadi maka yang terjadi adalah kita akan tetap seperti ini sebagai
negara yang tertinggal dari negara-negara lain. Pendidikan agama tidak boleh
dikesampingkan, pendidikan agama harus berjalan beriringingan dengan pendidikan
formal. Karena pendidikan agama merupakan pendidikan akhlak dan jiwa yang
kemudian sangat berpengaruh pada mine side dan acttion seseorang.
Bagikan
opiniku yang tak terbit: PENDIDIKAN LANGKAH SOLUTIF MENGURANGI KEMISKINAN
4/
5
Oleh
Lukman Hakim