Sunday, May 25, 2014

Cinta Kerja Tanpa Banyak Retorika


Oleh: Uman al-hakim
Kemampuan berbicara dan menyampaikan pendapat bisa menjadi salah satu indikator kecerdasan intelektual seseorang. Seorang yang yang mahir dalam berbicara
biasanya akan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan atau pemecahan suatu permasalahan. Akan tetapi retorika tak selamanya dipandang baik jika tidak di barengi dengan kerja dan aksi nyata. Seberapaun brilian rencana seseorang yang dikemas dengan kemampuan retorika yang apik, tanpa kerja semua hanya harapan dan mimpi kosong.
Islam telah memerintahkan kepada umatnya untuk tawazun (seimbang) dalam urusan berbicara dan bekerja, jangan terlalu banyak berbicara tapi banyaklah untuk berbuat. Allah berfirman:
Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff: 2-3)
Allah juga mencela perilaku Bani Israil dengan firman-Nya,
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. Al-Baqarah: 44)
Memang penting menjadi sosok yang pandai beretorika, tetapi lebih penting lagi menjadi sosok yang lebih banyak memberi contoh dengan aksi nyata. Seorang pemimpin akan lebih ditaati oleh yang dipimpin ketika dia memberikan teladan kepada mereka yang dipimpin. Begitu pula dengan guru, orang tua dan siapapun tak perlu banyak memerintahkan untuk berbuat ini dan itu. Cukup satu kata kunci, kerja dan teladan maka semua yang menjadi harapan akan dibentangkan jalan kemudahan.

Bagikan

Jangan lewatkan

Cinta Kerja Tanpa Banyak Retorika
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.