"Wah ini bagus. Pilih yang ini
saja, Pik," ujar Bolidi sambil menunjuk layar gawai yang sedari 30 menit
berlayar di beberapa niaga-el terkenal di Indonesia.
"Ini sampean mau cari sepatu apa
to, Bol? Dari tadi pilih ini nggak jadi, pilih itu nggak
jadi," tanya Kempik kesal.
"Cari sepatu yang keren,
sepatu yang bisa dipakai buat ke ladang, bisa juga untuk main, bisa
dipakai untuk nyari ikan di sawah."
"Iyaudah, ini saja ya.
Sepatu warna hitam ini cocok buat sampean kayaknya," kata Kempik serius.
"Wah, cocok ini.
Sepatu nomor 40 ya," jawab Bolidi semringah.
Bolidi bergegas ke belakang untuk
mengambil kopi yang diminta oleh Kempik. Bolidi baru saja berkunjung ke
Lampung Barat untuk menengok saudaranya di sana. Bolidi tak pernah lupa membawa
kopi Robusta Lampung Barat yang sudah terkenal bahkan sampai mancanegara.
"Ini kopi sampean,
Pik. Sudah pernah coba kopi Robusta Liwa belum?" tanya Bolidi sambil
meletakkan kopi di atas meja. "Belum pernah nyoba, Bol. Memang
rasanya gimana?"
"Rasanya ya jelas jos gandos,
Pik. "Aku tahu kemarin sampean lagi di Lampung Barat. Makanya ketika
mendapat kabar sampean sudah di rumah aku langsung ke sini."
"Yasudah, buruan diminum kopinya,.
Keburu dingin, nanti kurang jos gandos rasanya," suruh Bolidi.
Sttruuuuupp...
"Segarnya, Bol."
"Itulah kopi Lampung. Cintailah
produk lokal, kalau kata iklan di tipi."
"Asli, kopinya mantap, Bol.
Nggak ada campuran beras, jagung, kedelai atau parutan kelapa.
Murni," ujar Kempik sambil berkali-kali menyeruput kopi digelasnya.
"Omong-omong. Kenapa hari ini di
online harganya murah-murah ya, Pik?"
"La, kamu ini kurang
baca, Bol. Hari ini kan tanggal 12 Desember."
"Terus hubungannya dengan harga
murah apa, Pik?"
"Katrok! Ndeso! Mbedeng!"
"Jancuk sampean, Pik! Kalau
ditanya mbok ya langsung jawab. Nggak usah mbulet seperti kentut di dalam
celana."
"Ya santai saja sampean, Bol.
Jangan misuh-misuh dong."
"Tanggal 12 Desember itu adalah
Hari Belanja Online Nasional. Jadi, sejak tahun 2012 e-commerce di Indonesia
sudah menginisiasi adanya harbolnas, Bol."
"Terus kenapa bisa murah
harganya, Pik?"
"Ya mbuh. Mungkin agar warga
Indonesia akrab dengan belanja online, Bol. Makanya pas harbolnas ada
diskon besar-besaran, gratis ongkos kirim agar warga yang punya gawai dan paket
data bisa lihat-lihat di pasar online yang mereka seneng. Bisa belanja
sepuasnya. "
"Pinter ya orang-orang
memanfaatkan peluang, Pik. Indonesia lo negara besar dengan penduduk banyak.
Pasti jadi sasaran empuk pasar online. Terus wong Indonesia kan memang suka
belanja, Pik," balas Bolidi sambil mangggut-manggut.
"Pik, itu singkong goreng
dimakan. Jangan asyik ngobrol dan main gawai, singkong goreng diabaikan."
"Oh iya, sampai lupa kalau ada
singkong goreng, he-he-he."
"Aku ada ide, Pik."
"Ide apa, Bol? "
"Aku juga mau bikin harbolnas.
Hari Bolidi Nasional."
"Ha-ha-ha." Bolidi dan Kempik
terpingkal bersama. Sesaat kemudian suasana jadi hening.
"Terus mau bikin acara apa di hari
bolidi nasional, Bol?" tanya Kempik serius.
"Kita kan jadi kabupaten penghasil
singkong terbesar se-Indonesia. Lah, pas ulang tahunku itu jadi hari bolidi
nasional, Pik. Nanti kita bikin pameran aneka makanan dari singkong. Kita
mengangkat lokalitas biar singkong ada harganya. Masak pas panen raya harga
singkong malah anjlok."
"Boleh juga, Bol. Terus kan kita
mau buat hari bolidi nasional, apa kuat kita bikin acara nasional?
Se-Indonesia, Bol?"
"Itu cuma nama saja, Pik.
Biar seperti orang-orang yang bikin gerakan ini, gerakan itu, yang
terkesan gerakan besar. Kita juga harus bikin hari bolidi nasional seolah
gerakan besar."
"Kalau nggak tingkat nasional
berarti hari bolidi nasional itu tingkat apa, Bol?"
"Kita bikin acara tingkat dusun
saja, Pik. Kalau nggak kuat juga ya kita buat tingkat RT saja."
"Ha-ha-ha," kembali, Bolidi
dan Kempik tertawa terbahak-bahak.
"Penting ada tandingan harbolnas
ya, Bol?" tanya Kempik sembari masih tertawa.
"Iya dong, Pik. Karena zaman sekarang
gerakan tandingan adalah kunci."
"Ha-ha-ha."