Mbah Sarkawi, begitu pria ini
sering dipanggil oleh warga di Dusun 3B, Kampung Bina Karya Utama, Kecamatan
Putra Rumbia, Lampung Tengah dan sekitarnya.
Sarkawi adalah seorang tukang
kayu yang biasa bekerja membuat lemari, meja, kursi, rumah dan lainnya.
Sarkawi telah melakoni profesi sebagai tukang lebih dari 20 tahun.
Sarkawi tidak pernah sekolah,
kuliah atau kursus pertukangan. Ilmu pertukangan dia peroleh secara otodidak
dengan memperhatikan tukang lain bekerja, kemudian dirinya ikut nimbrung dan
bekerja pada tukang.
Seiring berjalannya waktu,
Sarkawi telah mahir dalam dunia pertukangan. Kemudian Sarkawi mendapatkan
pesanan pekerjaan dari orang-orang di desa, bahkan dia pernah dijemput untuk
membuat rumah di luar Kampung Bina Karya Utama.
Suatu waktu, Sarkawi pernah
diminta jasa tukangnya ke Soponyono, Kotabumi. Perjalanan menuju lokasi dari
Kotabumi kota menuju areal kerja memakan waktu lima jam. "Pernah berangkat
jam dua siang dari areal menuju Kotabumi, sampai di Kotabumi pukul tujuh
malam. Lalu dari Kotabumi menuju kampung halaman sampai pukul 3 malam,"
tutur Sarkawi yang sedang memasah kayu pagi itu, Sabtu, (7/04/2018).
Sarkawi adalah seorang
transmigran yang pada tahun 1973 mendapatkan lokasi di Palembang. Kemudian pada
tahun 1979 Sarkawi pindah ke Bina Karya Utama.
Dulu, sebelum pindah ke Pulau
Sumatera, Sarkawi telah meluluskan pendidikan sekolah menengah pertama
(SMP) atau yang setingkat dengan SMP. Pada waktu itu, murid yang sudah lulus
SMP bisa masuk guru tidak tetap (GTT) dan setahun bisa diangkat PNS.
"Dulu, orang tua menyuruh
untuk sekolah di madrasah, tapi saya jawab buat apa masuk madrasah. Dan
sekarang baru terasa kalau nggak bisa ngaji, nggak bisa ngimani salat,"
tuturnya.
Pada akhirnya Mbah Sarkawi tak
menjadi PNS ketika sudah pindah ke Lampung. Tapi semangat belajar yang perlu
diteladani.
Bagikan
Mbah Sarkawi
4/
5
Oleh
Lukman Hakim