Menulis Menurut beberapa orang
adalah pekerjaan yang sangat sukar untuk dilakoni karena bingung dari
mana harus memulai tulisan. Sulit menentukan diksi yang pas untuk
rangkaian kalimat, atau setelah tersusun kalimat bingung untuk melangkah
ke tahap berikutnya. Problematika ini sebenarnya hal lumrah yang
dialami oleh banyak orang, terutama bagi pemula.
Untuk menjadi penulis handal tak bisa
ditempuh dengan jalan lain kecuali dengan menulis. Menulis setiap hari
akan melatih kemampuan daya imajinasi kita dalam bermain dan bercumbu
dengan kata-kata. Seperti yang disampaikan oleh Udo Z. Karzi redaktur
opini surat kabar harian lampung post (13/12/2014) pada acara klinik
menulis yang diselenggarakan oleh Majelis Kamisan Cangkir Kota Metro
Lampung bahwa menulis adalah cara paling ampuh untuk menjadi seorang
penulis. Bukan latihan angkat besi, tinju, latihan futsal, basket atau
hal lain yang kemudian melahirkan seorang menjadi penulis. Menulis
adalah kunci seseorang menjadi penulis.
Dalam menulis seseorang harus memiliki
bekal yang cukup untuk dibawa didapur olahan menulis. Membaca, mendengar
dan berdiskusi adalah sarana yang bisa digunakan untuk menambah
kualitas dan kuantitas bekal menulis. Mustahil jika orang yang kurang
membaca, mendengar informasi dan nir diskusi bisa menulis. Mungkin bisa
menulis, tetapi hanya terbatas pada menulis status di facebook, berkicau di tweeter, atau
bergalau-galau ria lewat media sosial lain itu pun pasti tetap
berhubungan dengan kegiatan baca tulis. Intinya yang dilakukan terkait
tulis menulis inheren dengan kegiatan baca, dengar, dan ngobrol.
Kemauan yang menggerus ‘kemaluan’ dalam
menulis itu sebagai kunci sukses agar kita terus menulis. Tak perlu
terlalu berambisi tulisan bisa dimuat di media mainstream karena hari
ini banyak media yang bisa dimanfaatkan. Blog pribadi, blog kroyokan seperti kompasiana, atau media sosial lain pun bisa dimanfaatkan untuk media penyebaran tulisan yang telah ditelurkan.
Dengan sendirinya jika frekuensi menulis
ditingkatkan maka kualitas dan kuantitas tulisan pasti akan mengikuti.
Sebagai komparasi sederhana, seorang penyanyi suaranya akan semakin sip markosip jika
terus dilatih setiap waktu tanpa kenal lelah. Nah, mari mulai menulis
karena tulisan itu akan abadi walaupun penulisnya telah tiada. Selamat
menulis!
Bagikan
Cara Ampuh Jadi Penulis
4/
5
Oleh
Lukman Hakim