Tuesday, February 10, 2015

Kurang Stok Dosen



Lukman Hakim
Alumnus Pondok Pesantren Darussalam
Kota Metro Lampung
 
“Berapa jumlah guru yang masih hidup?” itu pertanyaan Kaisar Jepang pasca bom atom dijatuhkan dan memporak-porandakan  Jepang. Kaisar Hirohito sangat memahami betapa penting peran guru untuk membangun pengetahuan yang akan menopang negara lebih dari kekuatan militer. Guru sebagai sosok yang akan mengantarkan suatu kejayaan negara mencapai puncaknya.
Kesadaran pentingnya guru dalam suatu negara harus terinternalisasi dalam pemahaman setiap warga negara. Guru menjadi sosok yang bisa di gugu dan di tiru harus disiapkan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dalam kerontang pengetahuan, kekurangan ilmu, dan terpinggirnya moral.
Ketersediaaan tenaga pengajar, guru, dosen atau orang yang bergelut dalam bidang pendidikan harus berimbang dengan jumlah peserta didik. Keseimbangan kuantitas peserta didik dan pendidik akan membawa kepada kualitas hasil pendidikan. Selain ditentukan juga oleh faktor-faktor lain seperti kualitas pendidik, sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Keterbatasan jumlah pengajar di perguruan tinggi negeri sedang menimpa Indonesia. Jumlah dosen dan mahasiwa  yang tidak berimbang akan menyebabkan kurang maksimalnya kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi. Sehingga akan menghasilkan output mahasiswa yang belum siap menghadapai kehidupan pasca kampus.
Berdasarkan data Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi, jumlah dosen untuk saat ini  kurang dari 160.000 orang. Sedangkan mahasiswa mencapai 5,4 juta orang. Dari jumlah 160.000 dosen tersebut, sebanyak 30% masih lulusan strata 1 (S-1), lalu S-2 separuhnya dan S- 3 hanya 11%.
Ada sejumlah faktor penyebab mengapa Indonesia sampai kekurangan tenaga dosen. Pertama, rekrutmen dosen yang tidak berimbang dengan jumlah mahasiswa yang mendaftar setiap tahunnya ke perguruan tinggi pada sepuluh tahun terakhir. Jumlah dosen pensiun lebih banyak dibanding dengan jumlah dosen-dosen baru yang mendaftar ke perguruan tinggi. Kedua, keenganan mahasiswa untuk melirik dosen sebagai pekerjaan yang mendatangkan banyak rupiah.

Rekrutmen Dosen
Untuk menjawab masalah kekurangan tenaga pengajar yang ada diperguruan tinggi, pemerintah harus mengambil langkah strategis untuk memecahkan masalah tersebut. Pertama, memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melanjutkan jenjang pendidikan tinggi dengan memfasilitasi beasiswa. Banyak mahasiswa ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, tetapi gagal karena tidak didukung oleh biaya yang cukup.
Aksestabilitas beasiswa yang mudah, selektif, akan membuat mahasiswa belajar sungguh-sungguh untuk mendapat beasiswa tersebut. Dengan pemberian beasiswa yang selektif maka akan menentukan kualitas mahasiswa yang ke depan akan di rekrtut sebagai dosen di perguruan tinggi.
Kedua, pemerintah melakukan rekrutmen besar-besaran dosen dengan memudahkan prosedur pendaftaran di birokrasi. Biasanya orang enggan menjadi pengajar di perguruan tinggi karena rumitnya prosedur yang harus dilalui, selain masalah klasik tentang faktor ekonomis yang akan didapat. Prosedur yang mudah akan menarik minat orang menjadi dosen.
Kompetensi dosen juga harus menjadi perhatian serius jika ingin memperoleh output pendidikan tinggi yang optimal, peningkatan kuantitas harus dibarengi dengan kualitas dosen. Peningkatan kualitas dosen juga harus dilakukan oleh dosen yang bersangkutan, selain dukungan dari pemerintah. Etikat baik bersama ini akan mengantarkan pada kualitas pendidikan tinggi yang bisa bersaing di dunia kerja.
Tepat tahun 2015 juga sebagai momentum persaingan bebas masyarakat yang ada di kawasan Asia Tenggara (MEA). Persaingan yang tidak terbatas pada sektor barang dan jasa saja, tetapi juga pada pemenuhan tenaga profesional seperti dokter, perawat, guru, juga dosen. Maka kualitas adalah kata kunci sebagai  modal untuk siap bersaing di kancah persaingan masyarakat ekonomi ASEAN.
 
 





Bagikan

Jangan lewatkan

Kurang Stok Dosen
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.