Tuesday, February 3, 2015

Dukung Hukuman Mati


Lukman Hakim
Mahasiswa STAIN Jurai Siwo Metro, Lampung
Aktivis KAMMI
Terbit di Koran Editor, Selasa, 3 Februari 2015

Eksekusi mati terpidana kasus narkoba yang dilakukan pada 18 Januari 2015 di Pulau Nusakambangan, Cilacap dan Boyolali, Jawa Tengah menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menindak tegas pihak yang terlibat dalam transaksi barang haram tersebut. Bukan tanpa alasan pemerintah menjatuhkan hukuman mati, narkoba merupakan  barang haram yang masuk dalam kategori kejahatan kemanusiaan. Merusak pemakainya, dan dapat membahayakan keberlangsungan suatu bangsa jika generasi muda sebagai pecandu narkoba.
Pemberlakuan hukuman mati kepada pengedar dan bandar narkoba adalah keputusan bijak yang diambil oleh pemerintah. Dengan keputusan itu, orang yang akan terjun ke dalam bisnis barang haram tersebut akan merasa takut karena pemerintah tidak main-main menghadiahkan hukuman mati kepada terpidana kasus narkoba.
Sejarah Indonesia mencatat, hukuman mati kepada pengedar dan bandar narkoba adalah yang pertama kali dilakukan pasca Indonesia merdeka. Terlepas respon pro-kontra dari individu, lembaga, atau negara tetangga, maka tindakan tegas dari pemerintah harus di apresiasi sebagai tindakan tepat yang sudah di analisis plus-minusnya.
Efek ketergantungan yang ditimbulkan, membuat seorang pecandu tidak bisa lepas dari pengaruh barang haram tersebut. Sehingga untuk memenuhi hasrat itu, pecandu bisa saja melakukan hal nekat diluar kesadarannya.
Pemakai narkoba cenderung menjadi orang introvert yang asik dengan dunia sendiri, sukar berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan, menjadi seorang pemarah. Efek jangka panjang yang ditimbulkan yaitu terganggunya saraf otak yang akan menggangu fungsi otak tidak berjalan normal. Bahkan tidak sedikit yang berujung dengan kematian.
Berdasarkan penelitian mutakhir, setiap hari ada sekitar 40-50 orang meninggal akibat mengkonsumsi narkobn, mayoritas dari korban adalah pemuda. Lalu bagaimana kita menyikapi fenomena demikian. Apakah akan menyalahkan korban yang terjerumus dalam lembah hitam yang disebabkan oleh frustasi massal, kemudian mengarah pada pengomsumsian narkoba.
Banyak faktor yang memicu pemuda memutuskan untuk mengonsumsi narkoba. Pengaruh lingkungan yang bebas sehingga membawa pada arus pergaulan yang tidak terbatas. Tidak terbatasnya pergaulan kemudian menimbulkan muncul variabel kebebasan lain. Mengonsumsi minuman keras, sex bebas, tauran antar pelajar atau antar pemuda dan tindakan yang mengarah ke hal negatif.
Berbagai tindakan amoral pemuda tidak sepenuhya menjadi salah mereka. Tindakan tersebut dapat dilatarbelakangi oleh suasana keluarga yang kurang harmonis, kurangnya dukungan orang tua kepada anak, kurangnya perhatian orang tua kepada anak, atau rendahnya komunikasi  yang dibangun oleh anggota keluarga.
Orang tua dan keluarga merupakan basis pertama yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada anak. Keluarga sebagai kawah candra dimuka yang membangun ‘sistem imun’ melalui penanam nilai keagamaan dan nilai-nilai moral sebagai upaya melindungi dari anak dari pengarug pergaulan yang tidak baik.
Sekolah sebagai basis pendidikan kedua, juga ikut andil dalam proses pengajaran nilai dan norma kepada para murid. Tujuan sekolah tidak melulu pada pencapaian angka (score oriented) dari guru. Tetapi internalisasi nilai dan norma yang akan membawa seorang pada kematangan pribadi untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin berat.

Pemuda Bebas Narkoba
Sebagai pemuda yang peduli dengan masa depan bangsa, sudah seharusnya juga peduli dengan masa depan pemuda itu sendiri. Lima atau  sepuluh tahun ke depan pemuda hari ini adalah pemimpin bangsa di masa mendatang. Jika tidak dipersiapkan dengan baik sedari dini, lalu mau dibawa kemana nasib Indonesia di masa mendatang?
Kampanye pemuda bebas narkoba merupakan kewajiban bersama sebagai upaya mewujudkan kehidupan pemuda yang bersih dari barang haram tersebut. Pengoptimalan potensi pemuda ke hal-hal positif akan menjadikan pemuda yang tanggung, disiplin, pekerja keras dan akan siap ditempatkan dimanapun dan kapanpun.
Pemuda adalah iron stock yang akan membawa tampuk kepemimpinan di masa mendatang. Di pundak pemuda lah masa depan bangsa ini akan ditentukan, menjadi lebih baik atau malah semakin terpuruk maka pemuda yang harus menyadari perannya yang sangat vital tersebut.
Sebagai penutup, saya ingin memimjam perkataan Bung Karno  “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Pemuda yang di maksud Bung Karno bukan sembarang pemuda, tetapi salah satu indikator dari pemuda yang dimaksud Bung Karno adalah pemuda yang bebas dari narkoba.


Bagikan

Jangan lewatkan

Dukung Hukuman Mati
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.