Selepas
subuh Bolidi jalan-jalan kecil di sekitaran kampungnya. Ia dikagetkan oleh
sosok Paimin yang keluar dari semak-semak.
"Hayo
ngapain sampean Min?", ujar Bolidi yang terlihat kaget.
"Baru
ngising kang Bol", timpal Paimin cengar-cengir.
"Lah,
sampean tetep nggak punya kakus ta?"
"Nggak
punya kang"
"Waduh,
sampean belum tau program pemerentah soal Stop Buang Besar Sembarangan
kui?"
"Saya
ini bukannya nggak tau itu kang, tapi saya sebagai manusia harus berinteraksi
dengan alam, Kang"
"Maksudnya?",
kejar Bolidi keheranan.
"Loh,
bukankah harus ada hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan"
"Terus,
apa hubungannya dengan ngising ndak di kakus?"
"Masak
kang Bol nggak paham. Jadi begini kang. Karena alam telah memberi kita banyak,
maka saya juga wajib memberikan ising saya kepada alam agar unsur haranya
kembali ke tanah yang saya isingi"
"
Wah, sampean ki edan Min"
"Kang
Bol ini kok ngedan-ngedane saya. Wong tai sapi, tai ayam, tai kambing kita beli
lo untuk pupuk. Masak tai sendiri tidak dimanfaatkan? Bukankah tai kita lebih
subur to kang?"
"Bener
juga kamu Min", batin Bolidi.
"Oleh
sebab itu, saya ngising di kebon kang Bol"
"Sampai
kapan sampean ngising di kebon Min?
"Hari
ini dan seterusnya kang. Bukan saya mbandel sama pemerintah kang, tapi saya
sayang lingkungan"
"Waduh"
"Waduh
kenapa kang Bol? Dari pada saya ngising di kakus cemplung. Pas ujan kan tainya
nyiprat ke bokong kang Bol"
Bolidi
dan Paimin terus berjalan beriringan.
"Eh,
ini kok bau tai ya Min?
"Saya
belum cebok kang Bol", jawab Paimin sambil nyengir lagi.
"Jancuk
sampean Min".
Penulis: uman al-hakim
Bagikan
Bolidi dan Kakus
4/
5
Oleh
Lukman Hakim