"Saya
tadi salat jumat kan dateng telat mas Slamet, udah jam 12 lewat. Saya keget,
kok sebagian orang-orang pada nggak ada kepalanya".
"Lah
kok nggak punya kepala. Gimana maksudnya Mas Bolidi?".
"Jamaah
jumatan itu mas, ada sebagian mereka pada nunduk. Kan kalo dilihat dari
belakang seperti manusia nggak ndue endas. Weheheh", kekeh Bolidi.
"Owalah,
mungkin mereka itu capek mas, jadi pas dengerin khutbah, mereka sier-sier dan
lanjut ketiduran mas".
"Berarti
saya juga kayak gitu ya mas? Kadang saya ki teklak-tekluk kalo pas khotib lagi
naik mimbar. Wehehe", kembali Bolidi terkekeh.
"Malah
kadang ada yang lebih parah Mas Bol. Ndak cuma teklak-tekluk. Ada juga yang
hampir nggeblak, ngiler pun juga ada".
"Sampean
ya Mas Slamet yang ngiler?.
"Iya
uduk to Mas Bol. Saya yo nggak mungkin ngiler".
"Lah,
iki jane opo masalahe Mas Slamet?".
"Seperti
saya bilang tadi Mas Bol, mungkin mereka itu kecapean. Mereka istilahnya kan
baru pulang kerja. Tapi langsung ke masjid buat jumatan".
"Kan
biasanya juga salat duhur Mas Slamet?".
"Iya
mas Bol, tapi kalo salat duhur kan nggak perlu dengerin khutbah. Kalo jumatan
syaratnya harus ada khutbah mas. Apalagi pas khotibnya yang seneng ceramah Mas
Bol, alamat tambah lama mas. Ngantuk".
"Saya
juga nggumun mas Slamet, kenapa ya ada khotib yang khutbahnya lama-lama?
Padahal selepas salat jumat orang-orang kan harus kerja lagi. Bukankah khutbah
jumat itu untuk mengingatkan supaya para jamaah beriman, bertakwa, menjalankan
kebaikan dan menjauhi larangan-larangan Alloh. Kok ya lama-lama lo ya".
"Iya
Mas Bol, 15 sampai 20 menit aja saya kira wes cukup mas khutbah. Ringkas, padat
dan mengena hati jamaah. Nggak perlu panjang".
"Yang
penting khatib jangan bicara soal politik, menyebar kebencian. Apalagi
ngomongnya berapi-api banget kayak mau kobong".
"La
iya mas Bol, ada forum lain to kalo ngomong gituan. Bukan pas jadi
khotib".
"Kadang
saya ini mau angkat tangan dan intruksi. "Pak khotib, jangan ceramah
begituan dong", saya mau bilang gitu mas."
"Interupsi
Mas Bol, bukan instruksi".
"Pokok
e itu lah Mas Slamet. La apa boleh mas ngintrupsi pak khatib ki mas?",
tanya Bolidi serius.
"Waduh,
saya juga nggak tau mas Bol. Seek, saya tanya mbah google dulu. Wehehehe",
jawab Slamet nyengir.
"Jiaaaaan...
Astagfirulloh, untung baru jumatan, saya nggak sido misuh lah Mas Slamet".
Penulis:
Lukman Hakim
Bagikan
Bolidi dan Orang Tanpa Kepala
4/
5
Oleh
Lukman Hakim