Friday, August 4, 2017

Bolidi dan Orang Tanpa Kepala


"Saya tadi salat jumat kan dateng telat mas Slamet, udah jam 12 lewat. Saya keget, kok sebagian orang-orang pada nggak ada kepalanya".
"Lah kok nggak punya kepala. Gimana maksudnya Mas Bolidi?".
"Jamaah jumatan itu mas, ada sebagian mereka pada nunduk. Kan kalo dilihat dari belakang seperti manusia nggak ndue endas. Weheheh", kekeh Bolidi.
"Owalah, mungkin mereka itu capek mas, jadi pas dengerin khutbah, mereka sier-sier dan lanjut ketiduran mas".
"Berarti saya juga kayak gitu ya mas? Kadang saya ki teklak-tekluk kalo pas khotib lagi naik mimbar. Wehehe", kembali Bolidi terkekeh.
"Malah kadang ada yang lebih parah Mas Bol. Ndak cuma teklak-tekluk. Ada juga yang hampir nggeblak, ngiler pun juga ada".
"Sampean ya Mas Slamet yang ngiler?.
"Iya uduk to Mas Bol. Saya yo nggak mungkin ngiler".
"Lah, iki jane opo masalahe Mas Slamet?".
"Seperti saya bilang tadi Mas Bol, mungkin mereka itu kecapean. Mereka istilahnya kan baru pulang kerja. Tapi langsung ke masjid buat jumatan".
"Kan biasanya juga salat duhur Mas Slamet?".
"Iya mas Bol, tapi kalo salat duhur kan nggak perlu dengerin khutbah. Kalo jumatan syaratnya harus ada khutbah mas. Apalagi pas khotibnya yang seneng ceramah Mas Bol, alamat tambah lama mas. Ngantuk".
"Saya juga nggumun mas Slamet, kenapa ya ada khotib yang khutbahnya lama-lama? Padahal selepas salat jumat orang-orang kan harus kerja lagi. Bukankah khutbah jumat itu untuk mengingatkan supaya para jamaah beriman, bertakwa, menjalankan kebaikan dan menjauhi larangan-larangan Alloh. Kok ya lama-lama lo ya".
"Iya Mas Bol, 15 sampai 20 menit aja saya kira wes cukup mas khutbah. Ringkas, padat dan mengena hati jamaah. Nggak perlu panjang".
"Yang penting khatib jangan bicara soal politik, menyebar kebencian. Apalagi ngomongnya berapi-api banget kayak mau kobong".
"La iya mas Bol, ada forum lain to kalo ngomong gituan. Bukan pas jadi khotib".
"Kadang saya ini mau angkat tangan dan intruksi. "Pak khotib, jangan ceramah begituan dong", saya mau bilang gitu mas."
"Interupsi Mas Bol, bukan instruksi".
"Pokok e itu lah Mas Slamet. La apa boleh mas ngintrupsi pak khatib ki mas?", tanya Bolidi serius.
"Waduh, saya juga nggak tau mas Bol. Seek, saya tanya mbah google dulu. Wehehehe", jawab Slamet nyengir.
"Jiaaaaan... Astagfirulloh, untung baru jumatan, saya nggak sido misuh lah Mas Slamet".

Penulis: Lukman Hakim

Bagikan

Jangan lewatkan

Bolidi dan Orang Tanpa Kepala
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.