Sunday, May 11, 2014

Batu dan Batu-sebuah analisis

Batu dan Batu
Uman al-hakim


Seorang teman berkata bahwa orang yang memiliki karakter keras tak akan pernah bisa menyatu dengan orang berkarakter keras. Karena orang keras bertemu keras pasti hanya akan terjadi bercekcokan dan mengedepankan ego masing-masing. Di analogikan sebuah batu yang keras akan hancur jika berbenturan dengan batu lainnya.


Saya kurang sependapat dengan pernyataan tersebut, kenapa? Manusia dianugerahi karakter berbeda oleh Sang Maha Pencipta. Ada yang berkarakter lemah lembut, keras kepala, pendiam tapi terkadang berbicara di belakanag dan beragam karakter yang menandakan keunikan individu. Karakter keras tetap bisa berpotensi untuk melakukan kerjasama dengan karakter keras. Tidak menutup kemungkinan bahkan hasilnya akan lebih funtastic.

Yup, jika kita ambil analogi batu, maka tak selamanya batu dan batu itu akan hancur. Bahkan dengan batu dan batu dapat tercipta bangunan yang indah seperti candi. Bahan konstruksi yang digunakan untuk membuat candi yang kokoh, indah, dan menajupkan itu tak lain hanya batu-batu yang keras.

Karakter memang susah untuk dirubah, bahkan cenderung tak bisa. Akan tetapi manusia yang dianugerahi otak untuk berfikir dan hati untuk merasa pasti bisa memanajemen karakternya. Memang suatu waktu ketika ego meninggi, apapun yang di katakan oleh lawan bicara walaupun benar pasti tak akan diterima dan merasa dirinya lah yang paling benar. Tapi pada titik tertentu manusia pasti akan menjadi seorang yang lembut walaupun pada dasarnya berkarakter keras.

Tentulah kita sendiri yang menjadi raja bagi diri sendiri sehingga dapat mengendalikan dan mengontrol agar tetap berada di orbir edar yang sewajarnya. Tidak terlalu keras yang berpotensi menyakiti sesama, tidak pula terlalu lemah sehingga kan mudah diremehkan orang lain.

Bagikan

Jangan lewatkan

Batu dan Batu-sebuah analisis
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.