Wednesday, May 21, 2014

Reformasi dan Presiden Idaman_opini



Reformasi secara umum berarti perubahan terhadap suatu sistem yang telah ada pada suatu masa. Berkenaan dengan reformasi maka tanggal 21 Mei 1998 tercatat sebagai hari yang penting dalam sejarah Indonesia. Gelombang demonstrasi besar-besaran oleh mahasiswa, perusakan, dan penjarahan terjadi di kota-kota besar. Mereka menuntut reformasi pemerintahan. Setelah demonstrasi berlangsung lama, banyak mahasiswa yang menjadi korban dan kerusuhan yang tidak kunjung selesai menyebabkan reformasi pemerintahan terjadi. Dan pada akhirnya memaksa Presiden ke-2 Republik ini, Soeharto harus mundur dari jabatannya.


Ketika seorang pemimpin dirasa tak sanggup untuk mengemban amanah kepemimpinan yang dimandatkan oleh rakyat maka wajar jika rakyat merasa tidak puas kepada pemerintah dan kemudian muncul reaksi demonstrasi. Mahasiswa sebagai golongan masyarakat yang menduduki posisi medium yaitu diantara rakyat dan pemerintah maka fungsinya sebagai penyambung lidah rakyat kepada pemerintah sudah menjadi keharusan. Di sisi lain, pada waktu yang sama mahasiswa juga merupakan rakyat itu sendiri yang peduli terhadap nasib diri dan negaranya.

Sesungguhnya proses reformasi Indonesia yang di kawal oleh super power yang bersebut mahasiswa belumlah usai. Rentan 16 tahun belum cukup untuk mengantarkan Negara ini menikmati produk reformasi yang pernah di elu-elu dan di puja seolah oase di tengah padang pasir yang bisa meghilangkan rasa dahaga karena ketidakpuasan atas rezim otoriter yang berlangsung selama 32 tahun.

Capres pro reformasi

Enam belas tahun sudah perjalanan reformasi , tetapi keadaan negeri tak sembuh juga dari borok kebobrokan yang menjangkit. Kelakuan para politikus yang semakin rakus dengan birahi memimpin yang self oriented sehingga mengabaikan tugas sebagai wakil rakyat, pengusung dan pembela kepentingan rakyat. Perekonomian yang tak kunjung membaik berimpas pada kehidupan masyarakat kelas bawah yang semakin sengsara. Boleh saja pemerintah berbangga diri karena perekonomian Indonesia tumbuh mencapai 5%, tapi apakah pertumbuhan itu bisa dirasakan langsung oleh rakyat jika harga sembako dan kebutuhan pokok masyarakat terus meroket.

Elite pengisi reformasi yang bertengger dimeja legislatif telah terpilih. Rakyat tinggal menunggu terobosan apa yang akan dilakukan sebagai katalisator membenahan berbagai masalah yang masih compang camping di kanan-kiri. Sebagai elite pembuat kebijakan, legislatif harus mengerti betul mana yang harus didahulukan untuk kepentingan rakyat. Jangan jadikan tahta legislatif hanya sebagai ajang untuk berlomba-lomba menuliskan nama saat sidang yang membicarakan kehidupan hajat orang banyak.

Pasca pemilihan legislatif (pileg) 9 April silam, kita akan dihadapkan pula dengan agenda besar yaitu pemiihan presiden (Pilpres) yaitu tanggal 9 juni mendatang. Rakyat harus selektif dalam menjatuhkan pilihan siapa yang akan memimpin 5 tahun mendatang. Jangan sampai tergiur dengan janji kampanye atau penokohan yang menyelimuti calon presiden. Sebelum tiba waktunya untuk menentukan pilihan, masih ada waktu untuk mengamati calon presiden yang akan bertarung di pilpres mendatang.

Track record bisa dijadikan tolak ukur untuk menentukan pilihan. Karakter, gaya memimpin, ketegasan dan bagaimana menjadi problem solving saat dihadapkan dengan masalah yang rumit dan pelik. Siapa pun presiden lima tahun mendatang, yang jelas harus pro rakyat, jujur, memikili etos kerja tinggi dan bersikap melayani.

Nabi Muhammad bersabda, “pemimpin suatu kaum adalah pelayan bagi mereka”. Inilah yang kemudian menjadi tolak ukur sosok presiden idaman yang siap menjadi pelayan bagi rakyatnya. Melayani tanpa pamrih, melayani dengan ketulusan hati. Dengan presiden seperti ini, tidaklah mustahil jika Indonesia sebagai Negara yang kaya bisa mengoptimalkan segala apa yang dimiliki untuk kesejahteraan rakyatnya.

Presiden yang memandang bahwa reformasi sebagai proses panjang yang berkesinambungan sehingga akan membawa pada kesadaran untuk pro reformasi. Reformasi yang tidak bisa diwujudkan hanya dalam kurun 16 tahun sehingga akan terus bekerja dengan kesungguhan untuk mewujudkannya dibarengi dengan kerja cerdas, ikhlas untuk mewujudkan Indonesia yang lebih bermartabat

Bagikan

Jangan lewatkan

Reformasi dan Presiden Idaman_opini
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.