Junaidi Sedang Berseragam Petami |
Kak Junaidi (28) bekerja sebagai staf di kantor Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lampung Barat sekitar tiga tahun
terakhir. Sebelumya, beliau bekerja di kantor Kecamatan Sukau, Kabupaten
Lampung Barat selama dua tahun.
Junet, begitu pria yang segera menikah di tahun 2018 ini
sering dipanggil, adalah anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Pak Dul
Mukmin dan Ibu Junaiti. Kak Junet memilih honorer di kantor Kecamatan Sukau
kemudian di DPRD Lampung Barat tidak lain adalah permintaan dari Abah. Abah
Dul Mukmin menyayangkan jika Kak Junet hanya beraktifitas di ladang saja, tidak
memanfaatkan ijazah starta satu yang telah dia peroleh.
"Saya sebenarnya udah pengen keluar dari honor tapi
kata Abah nyuruh sabar karena saya honor sudah lebih lima tahun. Saya bosan
sebenarnya honor," terang Junet ketika kami mengobrol di rumahnya pekan
lalu.
Kak Junet adalah pemuda yang memilki dua seragam. Seragam
ketika berkantor di kantor dan seragam saat berkantor di ladang− ketika menjadi
petani. Jika dibandingkan hasilnya, jelas hasil ketika bekerja dengan seragam petani
jauh lebih besar dibandingkan dengan saat berseragam di kantor. Seragam kantor
kalau menurut penuturan Kak Junet hanya sebagai ajang ‘gaya’ dan melebarkan
pertemanan ke semua lapisan. Ketika menjadi petani Kak Junet bias berteman dan
belajar dengan petani-petani sayuran sukses. Ketika berseragam kantor Kak Junet
bisa mengenal banyak orang, pegawai dan orang-orang yang bekerja di Pemerintah
Daerah Kabupaten Lampung Barat.
Junaidi Ketika Berseragam Kantor |
Penghasilan menjadi petani sayur sangatlah menggiurkan
bagi saya. Terlebih menjadi petani di Lampung Barat,
saya fikir tidak sengoyo seperti menanam sayur di
dataran rendah seperti di kediaman saya Kecamatan Pura Rumbia. Ditanam,
dipupuk, dirawat, seperti pada umumnya menanam, tapi yang menjadi istimewa
menurut saya adalah petani tak perlu mengeluarkan tenaga ekstra dan tanaman sudah bisa panen maksimal. Beruntunglah mereka yang hidup di dataran tinggi seperti Kecamatan Hanakau Kabupaten
Sukau.
Jika
sedang mujur, petani sayuran bisa untung besar ketka panen tiba. Selip-selip rugi
mungkin waktu harga yang tidak stabil. Kak Junaidi bercerita bahwa jika harga
bagus, petani bisa memperoleh puluhan juta rupiah sekali panen."Jika waktu panen hasil dan harganya bagus kita bisa bersih dapat Rp. 20
juta. Kakak pernah dulu bersih dapet Rp.20 juta," jelasnya.
Menjadi
orang yang memiliki dua seragam seperti Kak Junet adalah pilihan terbaik untuk
sekarang−menurut saya. Di tengah hingar-bingar tuntutan hidup yang sangat materialistik
dan kapitalistik, kita harus bertahan dari omongan orang dengan
memanfaatkan berbagai peluang. Asal halal dan baik, tidak merugikan orang lain
itu adalah pilihan terbaik. Jika kita sarjana dan memutuskan untuk bertani, itu
pun bukan masalah. Yang paling penting adalah seberapa kuat kita melawan ‘suara-suara
sumbang’ yang berkata sarjana kok petani, sarjana kok pelihara kambing, sarjana
kok bikin tempe. Biarkan suara sumbang berdering, kita berlalu lebih baik.
Tabik!
Penulis: Lukman Hakim
Bagikan
Dua Seragam
4/
5
Oleh
Lukman Hakim