Sunday, November 12, 2017

Dua Seragam

Junaidi Sedang Berseragam Petami

Kak Junaidi (28) bekerja sebagai staf di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lampung Barat sekitar tiga tahun terakhir. Sebelumya, beliau bekerja di kantor Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat selama dua tahun.
Junet, begitu pria yang segera menikah di tahun 2018 ini sering dipanggil, adalah anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Pak Dul Mukmin dan Ibu Junaiti. Kak Junet memilih honorer di kantor Kecamatan Sukau kemudian di DPRD Lampung Barat tidak lain adalah permintaan dari Abah.  Abah Dul Mukmin menyayangkan jika Kak Junet hanya beraktifitas di ladang saja, tidak memanfaatkan ijazah starta satu yang telah dia peroleh.
"Saya sebenarnya udah pengen keluar dari honor tapi kata Abah nyuruh sabar karena saya honor sudah lebih lima tahun. Saya bosan sebenarnya honor," terang Junet ketika kami mengobrol di rumahnya pekan lalu.
Kak Junet adalah pemuda yang memilki dua seragam. Seragam ketika berkantor di kantor dan seragam saat berkantor di ladang− ketika menjadi petani. Jika dibandingkan hasilnya, jelas  hasil ketika bekerja dengan seragam petani jauh lebih besar dibandingkan dengan saat berseragam di kantor. Seragam kantor kalau menurut penuturan Kak Junet hanya sebagai ajang ‘gaya’ dan melebarkan pertemanan ke semua lapisan. Ketika menjadi petani Kak Junet bias berteman dan belajar dengan petani-petani sayuran sukses. Ketika berseragam kantor Kak Junet bisa mengenal banyak orang, pegawai dan orang-orang yang bekerja di Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat.  
Junaidi Ketika Berseragam Kantor
Penghasilan menjadi petani sayur sangatlah menggiurkan bagi saya. Terlebih menjadi petani di Lampung Barat, saya fikir tidak sengoyo seperti menanam sayur di dataran rendah seperti di kediaman saya Kecamatan Pura Rumbia.   Ditanam, dipupuk, dirawat, seperti pada umumnya menanam, tapi yang menjadi istimewa menurut saya adalah petani tak perlu mengeluarkan tenaga ekstra dan tanaman sudah bisa panen maksimal. Beruntunglah mereka yang hidup di dataran tinggi seperti Kecamatan Hanakau Kabupaten Sukau.
Jika sedang mujur, petani sayuran bisa untung besar ketka panen tiba. Selip-selip rugi mungkin waktu harga yang tidak stabil. Kak Junaidi bercerita bahwa jika harga bagus, petani bisa memperoleh puluhan juta rupiah sekali panen."Jika waktu panen hasil dan harganya bagus kita bisa bersih dapat Rp. 20 juta. Kakak pernah dulu bersih dapet Rp.20 juta," jelasnya.
Menjadi orang yang memiliki dua seragam seperti Kak Junet adalah pilihan terbaik untuk sekarang−menurut saya. Di tengah hingar-bingar tuntutan hidup yang sangat materialistik dan kapitalistik, kita harus bertahan dari omongan orang dengan memanfaatkan berbagai peluang. Asal halal dan baik, tidak merugikan orang lain itu adalah pilihan terbaik. Jika kita sarjana dan memutuskan untuk bertani, itu pun bukan masalah. Yang paling penting adalah seberapa kuat kita melawan ‘suara-suara sumbang’ yang berkata sarjana kok petani, sarjana kok pelihara kambing, sarjana kok bikin tempe. Biarkan suara sumbang berdering, kita berlalu lebih baik.
Tabik!

Penulis: Lukman Hakim

Bagikan

Jangan lewatkan

Dua Seragam
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.