Suasana Editing Film Dam Raman |
Jumat, 17 November 2017, pukul 01.43
dini hari, saya terbangun dari tidur−tapi bukan tidur panjang ya. Saya melihat
Ajad Sudrajad, Dwi Nugroho, Tomi Nurrohman dan Elman Darmansyah masih terjaga,
mereka sibuk mengerjakan film Dam Raman yang sedang dalam proses editing.
Film Dam Raman ini akan bercerita
tentang perjalanan Dam Raman dari sekadar bendungan yang dulu penuh dengan
cerita 'mistis' begal, tempat mesum, dan segudang citra buruk sampai kini
menjadi tempat wisata warga yang damai, murah dan aman−itu harapannya.
Dulu, sekitar dua bulan lalu,
tepatnya tanggal 9 September 2017, kami tim Cangkir
Digital Creative (CDC) berkunjung ke Dam Raman untuk swafoto (baca: selfie), berburu foto dengan spot
terbaik, kala itu Dam Raman belum ramai seperti sekarang. Hanya ada beberapa pemuda
yang nyore, sederet pemancing di
sebelah selatan Dam Raman yang asik menunggu kail mereka disantap ikan, dan
hanya ada satu pedagang sore itu, dia adalah pedagang somai yang ketiban rejeki nomplok karena tim CDC
ikut nimbrung dan nyomai bareng di Dam Raman.
Berkunjung ke Dam Raman 9 Seotember 2017 |
Film ini bercerita tentang awal
obrolan gerakan #ayokedamraman. Seperti air yang mengalir atau angin yang
melambungkan layang-layang ke angkasa (analogi jurus cocokologi), kami segera
saja membuat instagram, laman web,
dan halaman facebook #ayokedamraman.
Saya yang aslinya awam tentang website
segera diminta kak Dharma Setyawan membuat laman web ayokedamraman.com. Tanpa berfikir
panjang, saya segera membuatnya karena sebelumnya saya pernah membuat website
waroengbatja.id dan mengelolanya sampai sekarang.
Untuk menyelesaikan laman
ayokedamraman.com, saya dibantu oleh kolega di sekretariat Metrouniv.ac.id, Pak
Muhammad Nasrudin. Beliau ini tak banyak bicara, tapi pengalamannya telah
berbicara tentang kualitas dirinya. Selama tujuh tahun lebih beliau bekerja
sebagai editor di salah satu penerbit buku di Jogjakarta, menjadi wartawan
organisasi di bawah ormas islam terbesar di negeri ini−Nahdlatul Ulama, waktu itu
juga masih di Jogjakarta. Intinya, tahap akhir pembuatan laman
ayokedamraman.com diselesaikan oleh Pak Nasrudin yang sekarang menjadi pengajar
di IAIN Metro.
Proses Pengambilan Gambar Film Dam Raman |
Mula-mula laman ayokedamraman.com
hanya berisi foto-foto kunjungan awal ke #ayokedamraman, kemudian tim CDC
menginisiasi untuk membuat sayembara menulis tentang Dam Raman yang berhadiah
kaos eksklusif nuwobalak.id. Memang lomba menulis ini adalah dedikasi pengelola
laman web nuwobalak.id untuk mendukung kemajuan wisata warga #ayokedamraman,
tema besar lomba ini adalah “dari Nuwobalak.id untuk Dam Raman”. Tomi Nurrohman
lelaki imut berkacamata, yang merupakan pengelola nuwobalak.id segera saja
membuat aturan main lomba tersebut, eksekusi cepat, bergerak dan terus berdetak
memompa darah semangat ke seluruh tubuh.
Tentu Kak Dharma Setyawan yang
menghabiskan masa kecil dengan mengintip orang pacaran, berenang hampir ke
tengah Dam Raman, manjadi bagian dari film perjalanan Dam Raman ini. Bukan
memuji, nyatanya beliau ini adalah orang yang menginisiasi dan mengajak kami
anak muda di CDC dan anak muda di Desa Srisawahan (utamanya yang dekat Dam
Raman) memulai langkah memajukan Dam Raman. "20 tahun lalu, saya mendengar
bahwa Dam Raman akan di bangun wahana ini, fasilitas itu. Tetapi sampai saat
ini pemerintah tak ada yang bergerak. Lalu kami mengajak anak muda dan warga
untuk bergerak dengan tenaga sendiri untuk mengelola Dam Raman," ujarnya
dalam beberapa kesempatan ketika berbincang dengan kolega.
Foto Bersama Uswah Khasanah |
Kampanye #ayokedamraman tidak hanya
dilakukan lewat laman web ayokedamraman.com dan instagram @ayokedamraman, kami melebarkan sayap, berkampanye dengan
video pendek. Cewek-cewek cantik mahasiswi IAIN Metro menjadi model dalam
kampanye tersebut. Alasan ini pasti beralasan−jangan bingung dengan pernyataan
ini, karena jika saya yang menjadi model dalam video pendek itu, pasti penonton
akan lari terbirit-birit dan enggan menonton. Kalaupun penonton kuat menonton
video saya sampai habis, mereka akan muntah diakhir video karena mual melihat
muka saya yang terlalu unyu-unyu.
Penanggungjawab pembuatan video
pendek kampanye #ayokedamraman adalah Julianto Nugroho dan Faqih Fadul, mereka
yang beberapa kali terlibat dengan perempuan cantik, mengarahkan gerakan dan
gestur, membina ekspresi dan mimik muka serta mengatur apa saja yang harus
diucapkan sang model kampanye. Perlu diingat, ini bukan kampenye politik atau
kampanye partai politik. Ini adalah kampenye #ayokedamraman!
Proses Pengambilan Gambar Film Dam Raman |
Selain diunggah di saluran mbah
youtube Ayo ke Dam Raman, tentu Bang Muhammad Ridho yang lolos seleksi calon
hakim akan mengunggah video pendek tersebut ke akun instagram @ayokedamraman.
Mahasiswa Hukum Keluarga Pascasarjana IAIN Metro ini sangat lihai dalam
memilih, memilah foto-foto, sampai mengunggah ulang (baca: repost) foto yang ciamik. Beliau menjadi salah satu teladan
berinstagram dalam lingkaran jamaah Cangkir
Digital Creative. Karena kecintaan terhadap negeri kelahirannya, Kecamatan
Kasui Kabupaten Waykanan, Bang Edoy membuat akun instagram @kasui_ku, jangan
lupa diikuti ya gaes!!!
Ketua umum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) KSEI Filantropi,
Mustika Edi Santoso juga akan ditampilkan dalam film Dam Raman. Bersama dengan
ketum sebelumnya Dwi Nugroho, Mustika membuat desain kaos #ayokedamraman
sekaligus dodolan kaosnya. Sedangkan ketum Dwi Nugroho mengurusi patungan
musala Dam Raman yang terkumpul lebih dari Rp. 22 juta rupiah. Angka itu belum
termasuk batu bata, keramik, pasir dan sumbangan material lain. Soal pengelolaan
dana patungan musala Dam Raman, saya berikan dua jempol untuk Dwi Nugroho.
Muhammad Anan Al-Farizi sebagai
ketua komunitas #ayokedamraman yang sekaligus penyandang gelar jomblo akut
bercerita tentang awal mula dia diajak mengurus Dam Raman oleh kak Dharma
Setyawan. Sebagai seorang jomblo akut, Anan langsung mengamini dan mengiyakan
ajakan untuk menyulap Dam Raman agar menjadi tempat wisata kekinian dan yang
pasti murah meriah. Akhirnya, dia
bersama pemuda Srisawahan yang tergabung dalam komunitas #ayokedamraman terus
bergeliat, berinovasi, memunculkan ide baru untuk Dam Raman. “Pohon Kenangan,
Mati karena Terbakar Api Cemburu”, “Jalan Mulu, Jadian Kagak” adalah beberapa
spot swafoto (baca: selfie) yang
merupakan ungkapan hati sang kepala suku, Anan Al-Farizi yang terlalu lama
sendiri. Hehehe
Beberapa pimpinan IAIN Metro juga
akan tampil dalam film Dam Raman. Pak Suhairi Yusuf sebagai Wakil Rektor 1, Bu
Ida Umami sebagai Wakil Rektor 3, dan Pak Yudianto yang merupakan Ketua Pusat
Studi Lingkungan Hidup, akan menghiasi layar laptop atau telpon pintar jika
nantinya anda menonton film ini. Memang, pegiat awal gerakan #ayokedamraman
rata-rata adalah dosen dan mahasiswa IAIN Metro.
Sementara Bude Sugiyem dan Bude Wasinem
akan berkisah tentang dampak Dam Raman terhadap perekonomian mereka. Saya tidak
akan bercerita banyal soal ini, takut dikatakan pamer, sombong atau takabur.
Mungkin sementara cukup, nantikan
filmnya di saluran youtube Ayo ke Dam
Raman. Salam warga berdaya!
Penulis: Lukman Hakim
Bagikan
Membuat Film Dam Raman
4/
5
Oleh
Lukman Hakim